sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Calon presiden versi deklarasi

Tiga tahun sebelum Pilpres 2024 digelar, sejumlah tokoh nasional dan kepala daerah telah resmi dideklarasikan sebagai calon presiden.

Kudus Purnomo Wahidin
Kudus Purnomo Wahidin Kamis, 04 Nov 2021 13:07 WIB
Calon presiden versi deklarasi

Tiga tahun sebelum Pilpres 2024 resmi digelar, sejumlah tokoh nasional dan kepala daerah telah resmi dideklarasikan sebagai calon presiden (capres) oleh beragam kelompok relawan, baik di DKI Jakarta maupun di luar daerah.

Selain Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, tokoh-tokoh lainnya yang terekam media dideklarasikan sebagai capres antara lain, Menteri Parekraf Sandiaga Uno, Ketua DPR RI Puan Maharani, dan Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. 

Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Zaki Mubarak menilai fenomena deklarasi dan kemunculan relawan capres merupakan hal yang wajar meskipun pemilu masih lama baru akan digelar. Pasalnya, butuh kerja keras secara bertahap untuk bisa memenangkan pilpres. 

"Mereka melihat perlunya pengkondisian sejak dini, terutama untuk menggerakkan jaringan yang ada di berbagai daerah. Ini sekaligus untuk test case bagaimana respons publik. Kita tahu sebelumnya (relawan) telah bergerak melalui survei-survei untuk mengerek nama-nama calonnya," ucap Zaki kepada Alinea.id, Selasa (2/11).

Jika berkaca pada hasil survei sejumlah lembaga, setidaknya ada lima nama yang potensial diusung jadi capres. Selain Prabowo, Ganjar, dan Anies, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan Menteri Perekonomian dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno juga muncul di jajaran tokoh dengan elektabilitas tertinggi. 

Hasil survei terbaru yang dirilis Kompas, Oktober lalu, misalnya, menunjukkan Prabowo dan Ganjar berada di urutan teratas setelah sama-sama mengantongi elektabilitas sebesar 13,9%. Di bawah mereka, ada nama Anies (9,6%), Ridwan Kamil (5,1%), dan Sandiaga (4,6%). 

Menurut Zaki, kemunculan kelompok relawan dan deklarasi yang terkesan "terlalu dini" itu dipicu sengitnya persaingan antara para kandidat di papan survei. Persaingan itu, kata dia, menjelma menjadi unjuk kekuatan di ranah pendukung atau relawan. Salah satunya lewat deklarasi capres. 

"Meski Ganjar dan Anies selalu konstan ada di tiga besar dalam survei-survei, jika tidak dikawal dengan gerakan oleh tim sukses untuk terus mengangkat namanya ke publik, antara lain melalui baliho dan deklarasi, maka bisa hilang dari peredaran. Gerakan masif tim sukses itu tujuannya antara lain untuk menanamkan nama kandidatnya dalam benak dan pikiran pemilih," kata Zaki.

Sponsored

Infografik Alinea.id/Aisya Kurnia Dewi

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid