sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

AI dalam jurnalisme: ke mana tujuan media?

Setidaknya enam fungsi pengganti sudah dikerjakan AI dalam jurnalisme

Arpan Rachman
Arpan Rachman Rabu, 09 Feb 2022 21:13 WIB
AI dalam jurnalisme: ke mana tujuan media?

Di dunia saat ini yang diatur oleh digitalisasi, teknologi menggerakkan jurnalisme. Kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) yang terlibat dalam pekerjaan menyumbang sekitar 10-12% dari total fungsi di industri.

Dalam jurnalisme otomatis, juga dikenal sebagai jurnalisme algoritmik atau jurnalisme robot, artikel berita dihasilkan oleh program komputer. Melalui perangkat lunak AI, cerita diproduksi secara otomatis oleh komputer daripada reporter manusia. Program-program ini menafsirkan, mengatur, dan menyajikan data dengan cara yang dapat dibaca manusia. Biasanya, prosesnya melibatkan algoritma yang memindai sejumlah besar data yang disediakan, memilih dari berbagai struktur artikel yang telah diprogram sebelumnya, memesan poin-poin kunci, dan memasukkan detail seperti nama, tempat, jumlah, peringkat, statistik, dan angka lainnya. Keluarannya juga dapat disesuaikan agar sesuai dengan suara, nada, atau gaya tertentu.

Setidaknya enam fungsi pengganti sudah dikerjakan AI dalam jurnalisme meliputi Machine-Written Articles (Artikel yang Ditulis dengan Mesin), Transcribing Audio and Video Interviews (Mentranskripsi Wawancara Audio dan Video), Flagging Alerts (Menandai Peringatan). Serta Powering Journalistic Processes (Mendukung Proses Jurnalistik), Controls bias (Mengontrol bias), dan Robot as news reporters (Robot sebagai reporter berita).

Machine-Written Articles (Artikel yang Ditulis dengan Mesin): AI dapat membantu reporter manusia dalam pekerjaan yang lebih kompleks, seperti artikel berdurasi panjang, analisis mendalam, dan jurnalisme investigasi. Artikel yang ditulis AI saat ini terbatas pada topik sederhana dan formula termasuk hasil pasar saham, skor permainan olahraga, dan lain-lain.

Transcribing Audio and Video Interviews (Mentranskripsi Wawancara Audio dan Video): AI dapat menghemat waktu berharga reporter dengan menyalin wawancara audio dan video. Ini mengubah data audio menjadi teks sehingga jurnalis dapat fokus pada memperoleh wawasan daripada menyalin wawancara audio atau video.

Flagging Alerts (Menandai Peringatan): AI dapat memeriksa basis data besar dan mengirim peringatan kepada jurnalis segera setelah tren atau anomali muncul dari data besar. Ini dapat menyediakan alat pembuat konten dan penerbit untuk mengidentifikasi berita palsu dan mengurangi dampaknya terhadap pembaca mereka.

Powering Journalistic Processes (Mendukung Proses Jurnalistik): Sistem AI dapat meningkatkan proses dan alur kerja jurnalistik. Ini dapat membantu organisasi merampingkan proses terdistribusi mereka untuk mengumpulkan informasi, menghubungi sumber dan operasi panggung belakang seperti berurusan dengan pengiklan.

Controls bias (Mengontrol bias): Bias adalah isu global dan media berita tidak bisa lepas darinya. Namun, AI membantu mengurangi interpretasi subjektif dari data manusia karena algoritme pembelajaran mesinnya dilatih untuk mempertimbangkan akurasi.

Sponsored

Robot as news reporters (Robot sebagai reporter berita): Meskipun menyerbu industri manufaktur, perawatan kesehatan, dan pemasaran, robot sekarang juga ada di ruang redaksi. Kantor Berita Xinhua yang dikelola pemerintah China membuat terobosan dengan mengerahkan robot sebagai 'Pembawa acara AI Bahasa Inggris.'

(Artikel ini disadur dari Analytics Insight, platform berpengaruh yang didedikasikan untuk wawasan, tren, dan opini dari dunia teknologi berbasis data. Platform ini memantau perkembangan, pengakuan, dan pencapaian yang dibuat oleh perusahaan Artificial Intelligence, Big Data, dan Analytics di seluruh dunia.

Berita Lainnya
×
tekid