sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Disinformasi media sosial tentang Covid-19, India tertinggi di dunia

Studi ini menganalisis 9.657 informasi keliru yang berasal dari 138 negara. Itu semua diperiksa faktanya oleh 94 organisasi.

Arpan Rachman
Arpan Rachman Selasa, 21 Sep 2021 20:16 WIB
Disinformasi media sosial tentang Covid-19, India tertinggi di dunia

India menghasilkan jumlah terbesar kesalahan informasi media sosial tentang COVID-19 karena tingkat penetrasi internet yang lebih tinggi di negara itu, peningkatan konsumsi media sosial, dan kurangnya literasi pengguna internet. Demikian hasil sebuah studi terbaru.

Studi 'Prevalence and Source Analysis of COVID-19 Misinformation in 138 Countries' diterbitkan dalam jurnal International Federation of Library Associations and Institutions Sage.

Studi ini menganalisis 9.657 informasi keliru yang berasal dari 138 negara. Itu semua diperiksa faktanya oleh 94 organisasi untuk memahami prevalensi dan sumber informasi yang salah di berbagai negara.

"Dari semua negara, India (18,07 persen) menghasilkan jumlah terbesar dari disinformasi media sosial, mungkin berkat tingkat penetrasi internet yang lebih tinggi di negara itu, peningkatan konsumsi media sosial dan kurangnya literasi internet pengguna," kata studi tersebut.

Selain itu, hasil juga menunjukkan bahwa India (15,94 persen), Amerika Serikat (9,74 persen), Brasil (8,57 persen), dan Spanyol (8,03 persen) adalah empat negara yang paling terpengaruh oleh disinformasi.

Berdasarkan hasil tersebut, kata studi tersebut, diduga prevalensi disinformasi COVID-19 dapat memiliki hubungan positif dengan situasi pandemi.

"Media sosial (84,94 persen) menghasilkan jumlah disinformasi terbesar, dan internet (90,5 persen) secara keseluruhan bertanggung jawab atas sebagian besar disinformasi COVID-19. Selain itu, Facebook sendiri menghasilkan 66,87 persen disinformasi di antara semua platform media sosial," katanya.

Sebelumnya, Organisasi Kesehatan Dunia juga telah memperingatkan bahwa informasi palsu tentang COVID-19 menyebar dan membahayakan orang.

Sponsored

WHO telah mendesak orang memastikan untuk memeriksa ulang semua yang mereka dengar dengan sumber tepercaya.(business-standard)

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid