sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Helmy Yahya blak-blakan bicara kondisi TVRI

Helmy Yahya blak-blakan membongkar kebobrokan lembaga penyiaran publik, Televisi Republik Indonesia atau TVRI.

Rizki Febianto
Rizki Febianto Jumat, 17 Jan 2020 17:44 WIB
Helmy Yahya blak-blakan bicara kondisi TVRI

Setelah resmi dipecat sebagai Direktur Utama TVRI, Helmy Yahya blak-blakan membongkar kebobrokan lembaga penyiaran publik, Televisi Republik Indonesia atau TVRI. Dari mulai hilangnya alat-alat milik kantor, pengelolaan keuangan, sampai persoalan pegawai.

Helmy mengaku awalnya tak diperbolehkan berbicara mengenai kondisi TVRI kepada publik. Namun, setelah resmi dipecat Helmy memilih tak tinggal diam. “Kemarin sebagai dirut saya enggak boleh ngomong, sekarang sudah resmi enggak (menjabat) dirut, boleh ngomong,” kata Helmy dalam konferensi pers di Jakarta pada (17/1).

Helmy menjelaskan, saat ditunjuk sebagai dirut pada 29 November 2017, kondisi TVRI sangat memprihatinkan. Rating share di bawah 1%, logo TVRI dikatakan jadul alias jaman dulu. Kemudian peralatan banyak rusak. Bahkan ada 200 unit laptop dan 200 unit kamera yang hilang.

“SDM dan corporate culture-nya juga tidak terlalu terbentuk dengan baik. Pengelolaan aset juga mengkhawatirkan," ujar Helmy. 

Lebih lanjut, Helmy mengatakan karyawan TVRI saat itu tidak ada yang mendapatkan tunjangan. Selama ini mereka hanya sekadar menerima gaji pokok. Hal ini diperparah dengan fakta bahwa selama 15 tahun terakhir, karyawan TVRI dilarang menerima status sebagai pegawai negeri. 

Lantas selama menjabat sebagai Dirut TVRI, Helmy mengaku telah banyak perubahan yang ia lakukan. Salah satunya adalah sektor keuangan TVRI yang dinilai menjadi lebih rapi. Itu terbukti dari naiknya status penilaian laporan keuangan dari Badan Pengawas Keuangan (BPK) yang mendapat status Wajar Tanpa Pengecualian. 

"Dua tahun terakhir, kami melakukan transformasi dalam tata kelola keuangan. Kami meningkatkan kontrol internal, pengawasan, dan pada 2018 kami meningkat status dari disclaimer menjadi Wajar Dengan Pengecualian. Lalu dua tahun berikutnya, TVRI menerima status Wajar Tanpa Pengecualian," ujarnya. 

Selain itu, dalam kepemimpinannya Helmy juga terus berupaya agar karyawan TVRI mendapatkan tunjangan. Helmy Yahya sampai melobi langsung Presiden Joko Widodo untuk menandatangani Perpres tentang tunjangan kinerja untuk pegawai TVRI. 

Sponsored

“Kalau tidak ada halangan, per 1 Februari 2020 ini pegawai TVRI menerima tunjangan kinerja," tuturnya. 

Belum cukup sampai di situ. Nilai share TVRI dinilai juga mengalami peningkatan dua kali lipat dibanding saat pertama kali ditunjuk sebagai dirut. Apalagi saat ada pertandingan sepak bola antara Indonesia menghadapi Malaysia. Saat itu penontonnya sangat luar biasa. 

"Pas kami masuk di bawah 1 nilai share-nya, dan sekarang 1.59 average per tahun. Dulu orang bilang program apapun di TVRI pasti enggak ada yang nonton. Tetapi pas kami siaran Timnas Indonesia lawan Malaysia, penontonnya luar biasa." ujarnya. 

Helmy Yahya juga mengganti logo TVRI yang dianggap ketinggalan jaman. Juga berbagai peralatan kantor yang kini paling canggih di antara stasiun-stasiun televisi lainnya.  

 "Peralatan TVRI dulu dikatain paling jadul. Sekarang menjadi yang tercanggih di republik ini. Debat capres yang pertama itu ditayangin TVRI, detik-detik Proklamasi juga di TVRI,” ujar Helmy. 

“Kami juga rebranding, bagaimana mengganti spirit karyawan bekerja, karyawan pun sangat bangga bisa bekerja di TVRI.” 

Berita Lainnya
×
tekid