sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Myanmar didesak bebaskan dua wartawan Reuters

Kedua wartawan Reuters ditangkap saat bertugas untuk menyelidiki pembunuhan warga Rohingya di sebuah desa di Rakhine, Myanmar.

Khairisa Ferida
Khairisa Ferida Minggu, 02 Sep 2018 17:33 WIB
Myanmar didesak bebaskan dua wartawan Reuters

Puluhan orang berpawai melintasi Yangon, kota terbesar di Myanmar pada Sabtu (1/9), menyerukan pemerintah agar membebaskan dua wartawan Reuters yang sedang diadili atas tuduhan mengumpulkan rahasia-rahasia negara. Selain itu, mereka juga menuntut kebebasan pers.

Para pengunjuk rasa yang berpakaian hitam berpawai dengan membawa bendera-bendera, spanduk, dan balon-balon dengan cetakan wajah dua wartawan Reuters yang ditahan, yakni Wa Lone dan Kyaw Soe Oo.

Mereka meneriakkan, "Hak ingin tahu berita! Hak rakyat! Hak rakyat!". Beberapa membawa spanduk bertuliskan "Bebaskan segera wartawan-wartawan yang ditahan. Bebaskan segera mereka." 

Pengadilan Yangon pada Senin (3/9) dijadwalkan mengeluarkan putusan atas Wa Lone (32) dan Kyaw Soe Oo (28) yang didakwa berdasarkan Undang-Undang Rahasia Resmi era kolonial.

Pendukung kebebasan pers, PBB, Uni Eropa dan negara-negara termasuk Amerika Serikat, Kanada, dan Australia pun turut menyerukan pembebasan dua wartawan Reuters.

"Tak masalah Anda berada di pihak mana, kebebasan pers penting," ujar Myo Myint Maung, Sekretaris Tetap untuk Kementerian Penerangan. "Dalam situasi saat ini, Anda bisa mengatakan bahwa kami memilikinya (kebebasan pers) tetapi ada hal yang bisa kita perbaiki." 

Terkait kasus ini, juru bicara pemerintah Myanmar Zaw Htay sempat mengatakan, pengadilan Myanmar independen dan perkara itu akan diproses sesuai undang-undang.

Pada saat penangkapan, kedua wartawan itu sedang bertugas untuk menyelidiki pembunuhan 10 pria Muslim Rohingya dan anak-anak di sebuah desa di negara bagian Rakhine.

Sponsored

Pembunuhan itu berlangsung ketika militer Myanmar melancarkan operasi militer, yang menurut PBB telah memicu lebih dari 700.000 orang melarikan diri ke Bangladesh.
 

 

Sumber: Antara

Berita Lainnya
×
tekid