sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

161 orang reaktif Covid-19 terjaring rapid test di pasar Makassar dan Gowa 

Mereka yang reaktif akan menjalani uji swab untuk memastikan infeksi Covid-19.

Gema Trisna Yudha
Gema Trisna Yudha Jumat, 15 Mei 2020 16:46 WIB
161 orang reaktif Covid-19 terjaring rapid test di pasar Makassar dan Gowa 

Sebanyak 161 orang ditemukan reaktif Covid-19 saat menjalani rapid test di sejumlah pasar tradisional di Kota Makassar dan Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan. Hasil tersebut terjaring dari ribuan orang yang mengikuti tes.

"Hasil rapid test di hari ketiga ini di pasar tradisional tercatat 161 orang dinyatakan reaktif Covid-19," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Muh Ichsan Mustari saat meninjau pelaksanaan rapid test di Pasar Butung Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat (15/5).

Ia menjelaskan, rapid test di Kota Makassar berlangsung di 18 pasar tradisional. Berdasarkan data sementara, 138 orang dinyatakan reaktif dari sekitar 6.000 sampel yang diperiksa di hari ketiga ini. 

Sedangkan di Kabupaten Gowa, ditemukan 23 orang yang dinyatakan reaktif. Mereka berasal dari rapid test yang digelar di tujuh pasar tradisional dan diikuti sekitar 3.000 orang.

Sebanyak 161 orang yang dinyatakan reaktif corona di Makassar dan Gowa, merupakan pedagang dan petugas pasar. Mereka akan kembali menjalani tes lanjutan untuk memastikan status infeksi di tubuh mereka.

"Bagi yang reaktif selanjutnya akan menjalani tes swab untuk memastikan statusnya. Kalau positif langsung menjalani isolasi mandiri di hotel yang disediakan pemerintah provinsi," kata Ichsan.

Adapun hotel yang disediakan sebagai lokasi isolasi berjumlah tiga buah. Hotel Swiss Bell in, Losari Makassar dan Hotel Herper.

Ketua Pelaksana Harian Satgas Covid-19 Sulsel sekaligus Pangdam XIV Hasanuddin, Mayjen Andi Sumange Rukka, mengatakan Pemprov Sumsel akan kembali menggelar rapid tes di tingkat pemukiman RT dan RW. 

Sponsored

"Setelah pasar selesai, maka kita beralih ke tingkat RT dan RW, yang daerahnya dianggap zona merah, setelah itu kita mengevaluasi semuanya. Untuk sekarang ini kita hanya melihat sampai sejauh mana hasilnya," katanya. (Ant)

Berita Lainnya
×
tekid