sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

240 Sekolah darurat didirikan bagi anak-anak korban gempa

Pemerintah mendirikan 240 sekolah darurat bagi anak-anak korban bencana gempa bumi dan tsunami di Sulawesi Tengah.

Kudus Purnomo Wahidin
Kudus Purnomo Wahidin Selasa, 09 Okt 2018 01:35 WIB
240 Sekolah darurat didirikan bagi anak-anak korban gempa

Pemerintah mendirikan 240 sekolah darurat bagi anak-anak korban bencana gempa bumi dan tsunami di Sulawesi Tengah.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Willem Rampangilei memastikan sebanyak 240 sekolah darurat didirikan untuk korban gempa dan tsunami di Palu, Sigi, dan Donggala. Sekolah tersebut didirikan atas instruksi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

"Kemendikbud itu menyiapkan 240 tenda (sekolah darurat) untuk ruang kelas. Ada 100 tenda yang sudah terpasang dan 140 tenda yang insha Allah hari ini akan terpasang," kata Willem di Jakarta, Senin (8/9).

Meski sekolah darurat telah didirikan di sana, kata William, masih terdapat kendala yang menghinggapi para peserta didik di Palu. Salah satunya terkait trauma yang mengakibatkan mereka belum mau untuk datang ke sekolah.

Hal serupa juga terjadi pada para guru di sana. Para pendidik di sana mayoritas masih trauma dengan bencana gempa dan tsunami yang menimpa daerah mereka.

"Jadi guru-guru sebagian terdampak dan juga trauma karena bencana. Termasuk anak-anak dan orang tuanya itu tidak memperbolehkan anaknya untuk kembali ke sekolah dulu," terangnya.
 
Untuk itu, Willem mengatakan Kemendikbud akan mendatangkan tenaga pendidik tambahan untuk mengajar para siswa di daerah pascagempa. Sekaligus memberikan trauma healing bagi anak-anak korban bencana.

"Sedang diupayakan tambahan itu oleh Kemendikbud," paparnya.

BNPB memperkirakan ada ratusan sekolah yang rusak akibat gempa dan tsunami yang melanda Sulawesi Tengah. Akibat musibah itu, sebanyak 22 siswa dinyatakan meninggal dan 22 guru dinyatakan meninggal dunia.

Sponsored

"Jadi siswa yang meninggal dunia akibat gempa ada 22 siswa, 33 siswa hilang, yang luka berat satu orang masih dalam perawatan, lalu untuk guru dan tenaga kependidikan 22 orang meninggal dunia, hilang 14 orang dan yang dirawat inap ada dua orang," pungkasnya.

Berita Lainnya
×
tekid