sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

25 Orang meninggal dunia akibat DBD di Sumatra Utara

Korban DBD terbanyak berada di Kota Medan dan Deliserdang.

Tito Dirhantoro
Tito Dirhantoro Jumat, 01 Feb 2019 07:02 WIB
25 Orang meninggal dunia akibat DBD di Sumatra Utara

Sepanjang 2018, sebanyak 25 orang di Provinsi Sumatra Utara meninggal dunia akibat penyakit demam berdarah dengue (DBD) yang dideritanya.

"Sebanyak 25 orang meninggal dunia, dari total 5.713 orang penderita DBD di Sumut pada tahun 2018," kata Sekretaris Dinas Kesehatan Sumatra Utara (Sumut), Ridesman di Medan, Sumatra Utara.

Menurut dia, korban DBD terbanyak berada di Kota Medan dan Deliserdang. Jumlah penderitanya diketahui mencapai 1.490 orang dan 13 orang di antaranya meninggal dunia.

"Medan dan Deliserdang paling banyak kasus DBD yang dipicu oleh pengelolaan kesehatan lingkungan yang belum optimal dan perilaku masyarakat dalam pencegahan DBD yang belum maksimal," katanya.

Setelah Medan dan Deliserdang, penderita DBD terbanyak lainnya adalah di Kabupaten Langkat.

"Tiga daerah dan masyarakatnya diharapkan bersama-sama memperbaiki lingkungan, termasuk penguatan pada aspek regulasi dan penegakan sanksi bagi yang mengabaikan kesehatan lingkungan," katanya.

Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Sumut, Yulia Maryani, mengatakan, penyebaran DBD salah satunya dipengaruhi banyaknya penduduk.

"Masyarakat juga harus terus diingatkan bahwa sifat nyamuk penyebab demam berdarah itu suka di tempat air bersih dengan waktu mulai pukul 06.00 WIB hingga 14.00 WIB," kata Yulia.

Sponsored

Untuk itu, Yulia mengimbau, kepada masyarakat agar pola menguras, menutup dan mengubur (3M) harus ditingkatkan, baik di rumah maupun di sekitar perkantoran.

Sementara itu, di Banten tercatat penderita DBD berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Banten jumlahnya mencapai 220 orang. Dari jumlah itu, tiga orang di antaranya meninggal dunia.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Provinsi Banten, Wahyu Santoso, mengatakan pada Januari kasus DBD mengalami peningkatan di semua Kabupaten/Kota di Provinsi Banten. Kasus terbanyak penderita DBD ada di Kota Tangerang Selatan sebanyak 200 kasus.

Wahyu menyebut, siklus kewaspadaan penyakit DBD adalah di bulan Januari, Februari sampai Maret. Periode tersebut merupakan paling rentan terkait penyebaran DBD. Hal tersebut dipengaruhi kondisi cuaca dan lingkungan.

"Di periode tersebut sudah terlambat apabila fokusnya kepada orang sakit. Desember itu periode kewaspadaan dini. Kalau berantas harus secepat mungkin dengan program pembersihan sarang nyamuk. Bukan yang dewasa saja tapi yang baru menetas juga," katanya. (Ant)

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid