sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

3 anak di barak observasi, KPAI minta penyesuain perlakuan

Anak-anak tersebut berada di barak observasi, bersama orang tua mereka yang juga sama-sama mengikuti prosedur pemeriksaan dan observasi.

Fadli Mubarok Akbar Ridwan
Fadli Mubarok | Akbar Ridwan Selasa, 04 Feb 2020 11:01 WIB
3 anak di barak observasi, KPAI minta penyesuain perlakuan

Pemerintah telah melakukan evakuasi terhadap 238 Warga Negara Indonesia (WNI) dari Wuhan, Provinsi Hubei ke Tanah Air akibat merebaknya wabah coronavirus. Sebelum dipulangkan ke rumah masing-masing, ratusan WNI tersebut harus melewati proses inkubasi selama 14 hari dalam barak observasi di wilayah Natuna.

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mencatat, setidaknya ada tiga anak yang terdapat dalam barak karantina WNI tersebut. Menurut Komisioner KPAI bidang Kesehatan dan Napza, Sitti Hikmawatty, anak-anak tersebut berada di barak observasi, bersama orang tua mereka yang juga sama-sama mengikuti prosedur pemeriksaan dan observasi pascakepulangan kembali ke Tanah Air.

"Anak-anak ini juga akan mendapatkan serangkaian pemeriksaan untuk memastikan status kesehatan mereka," ujar Sitti berdasarkan keterangan resminya, Selasa (4/2).

Atas alasan tersebut, Sitti mengimbau agar ada penyesuaian perlakuan petugas yang mengawal jalannya proses inkubasi para WNI itu. Penyesuaian perlakuan tersebut antara lain, misalnya dalam memberikan penjelasan terkait kondisi yang akan dihadapi anak-anak.

Mulai dari penjelasan tentang Standar Operasional dan Prisedur (SOP) pemeriksaan kesehatan, SOP observasi, termasuk mengapa mereka harus berada di tempat tersebut. Anak-anak tetap harus diberi tahu dengan bahasa mereka sampai batas tertentu dapat memahami apa yang telah terjadi

"Agar mereka tidak jadi stres menghadapinya. Selain itu, perlunya penempatan khusus bagi anak-anak, agar mereka tidak tertular secara silang dengan orang dewasa yang sama-sama sedang diobservasi di tempat tersebut," kata dia.

Penempatan khusus, perlu dilakukan untuk menjaga kesehatan anak-anak secara lebih optimal. Apalagi melihat status yang belum jelas adanya, apakah ratusan WNI yang ada telah terinkubasi positif atau negatif.

"Posisi mereka yang ada di sana sedang observasi. Sambil menjaga hal tersebut, maka anak-anak harus diberikan tempat khusus yang lebih meminimalisir kontak dengan WNI dewasa lain,” sambungnya.

Sponsored

KPAI juga mendorong agar pengkondisian barak anak disesuaikan. Maksudnya untuk menghindari stres dan kejenuhan pada anak perlu juga adanya “ruang”  bermain, agar anak tetap dapat melanjutkan aktivitas dan mengekspresikan diri mereka.

Sementara Pemerintah kembali mengakui terlambat melakukan sosialisasi kepada masyarakat di Natuna, Kepulauan Riau, ihwal proses inkubasi coronoavirus terhadap ratusan WNI yang dipulangkan dari Wuhan, Provinsi Hubei, China. Hal itu disampaikan Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Mahfud MD.

Keterlambatan terjadi karena proses pemulangan WNI berlangsung cepat. Hal itu yang menyebabkan sosialisasi telat dilakukan dan menimbulkan kesalahpahaman dengan rakyat Natuna.

"Memang terjadi keterlambatan informasi karena perkembangan berlangsung begitu cepat," kata Mahfud dalam jumpa pers di Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Selasa (4/2).

Sebelum menyampaikan itu, dia terlebih dahulu melakukan pertemuan tertutup dengan Bupati Natuna Abdul Hamid Rizal dan wakilnya Ngesti Yuni Suprapti, Ketua DPRD Natuna Andes Putra, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian dan tokoh masyarakat Natuna.

Atas keterlambatan itu, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi ini meminta agar dimaklumi karena proses evakuasi begitu cepat. Di sisi lain, Natuna dipilih karena dianggap sebagai lokasi yang paling tepat karena dinilai aman dan dekat dengan instalasi militer.

"Timbul kesalahpahaman karena komunikasi dengan pemerintah daerah dan rakyat Natuna agak terlambat. Supaya Anda maklumi karena bisa diikuti dari semua media massa bahwa perkembangan hanya berlangsung dari menit ke menit, sehingga kita melakukan tindakan cepat," jelas dia.

Diketahui, pada Senin (3/2), Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Johnny G Plate, mengakui pemerintah terlambat dalam melakukan sosialisasi kepada masyarakat Natuna.

Cepatnya proses evakuasi WNI disebut Plate berakibat pada lambatnya sosialiasi tersebut. Di sisi lain, pesawat yang membawa WNI dari China sudah keburu mendarat di Indonesia.

"Yang mengakibatkan (karantina dan observasi di Natuna) tentu belum sempat ini disosialisasikan. Pesawat sudah mengantarnya dan datang. Yang menjadi persoalan karena komunikasi, barangkali yang masih tidak berlangsung dengan cepat," kata Plate di Kemenkomonfo, Jakarta Pusat.

Sementara soal aksi demonstrasi warga Natuna, Minggu (2/2), Plate enggan disalahkan terkait keterlambatan sosialisasi kepada masyarakat. Dia menganggap penolakan itu karena warga setempat khawatir akan virus tersebut, selain adanya kesimpangsiuran informasi.

"Itu kekhawatiran tidak perlu. Pengamanan dilakukan secara belapis-lapis dan sungguh-sungguh, bahkan Menteri Kesehatan (Terawan) berkantor di sana," ucap dia.

Berita Lainnya
×
tekid