sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

38.127 warga Banten menderita TBC 

Data dari Kementerian Kesehatan mengungkapkan kerugian ekonomi yang diakibatkan oleh penyakit tuberkulosis bisa mencapai Rp136,7 miliar

Khaerul Anwar
Khaerul Anwar Kamis, 21 Mar 2019 14:21 WIB
38.127 warga Banten menderita TBC 

Dinas Kesehatan Provinsi Banten mencatat sebanyak 38.127 warga Banten menderita Tubercle Bacillus (TBC). Data ini berdasarkan data yang terlaporkan melalui website sistem informasi tuberkulosis terpadu dan penyisiran kasus di rumah sakit.

Plt Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Banten M Yusuf mengatakan penyakit TBC masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Saat ini Indonesia menduduki peringkat ke-3 dengan kasus terbanyak di dunia setelah India dan China.

Sebagai bentuk komitmen Pemprov Banten terhadap peningkatan kesehatan masyarakat khususnya dalam pengendalian tuberculosis, Gubernur Banten pada 13 Mei 2018 lalu telah mencanangkan Gerakan Banten Eliminasi Tuberkulosis melalui Temukan Obati Sampai Sembuh Bersama. 

“Gerakan ini meliputi pencarian terduga penderita TBC secara pasif, aktif, intensif dan masif oleh seluruh OPD dan komponen masyarakat Banten, diperiksa laboratorium dan klinis, diobati dan dipantau sampai sembuh. Disusul dengan terbitnya instruksi gubernur (Ingub) tentang gerakan Banten eliminasi TBC,” terang Yusuf saat dikonfirmasi, Kamis (21/3).

Pemprov Banten mengklaim telah berperan aktif dalam penanggulangan penyakit ini. Baik dari upaya promotif, preventif bahkan kuratif atau pengobatan. Namun agar lebih optimal, diperlukan kerja sama semua pihak agar masyarakat tidak tertular TBC dan penderita TBC bisa mendapat pengobatan yang bermutu sampai sembuh. 

“Salah satu yang cukup penting adalah keterlibatan semua stakeholders untuk dapat berperan aktif dalam pengendalian TBC sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing,” ujarnya.

Sementara data dari Kementerian Kesehatan mengungkapkan kerugian ekonomi yang diakibatkan oleh penyakit tuberkulosis bisa mencapai Rp136,7 miliar karena biaya yang dikeluarkan dan penduduk usia produktif tidak bekerja.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan Wiendra Waworuntu dalam keterangannya kepada wartawan di kantor Kemenkes Jakarta, Selasa (19/3), mengatakan angka tersebut total dari kerugian akibat kasus TB sebesar Rp130,5 miliar dan TB kebal obat (MDR) Rp6,2 miliar.

Sponsored

Wiendra mengatakan sebagian besar kasus TBC dialami oleh penduduk usia produktif. Sebanyak 78% pasien TB MDR kehilangan pendapatannya dan 38% hal tersebut juga terjadi pada pasien TB.

Selain itu, sebanyak 53% penderita TB MDR juga kehilangan pekerjaannya, dan hal serupa dialami oleh 26% penderita TB.

Wiendra memaparkan tuberkulosis merupakan penyakit infeksi yang menyebabkan kematian tertinggi di Indonesia. Sebanyak 44 kematian terjadi per 100 ribu penduduk akibat TB setiap tahun.

Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan merancang peta jalan eradikasi penyakit TB di Indonesia dengan tidak ada kasus baru tahun 2050.

Hal tersebut dilakukan dengan upaya mereduksi kasus TB pada 2020 melalui peningkatan rasio deteksi kasus lebih dari 70 persen pada 2020, tahap eliminasi pada 2030 dengan insiden dan mortalitas akibat TB menurun 80% dan 90%.

“Prinsip dan strategi program tuberkulosis tahun 2015-2020 dengan penguatan program TB di kabupaten-kota, peningkatan akses layanan tuberkulosis yang bermutu, pengendalian faktor risiko, peningkatan peran TBC melalui Forum Koordinasi TBC, peningkatan kemandirian masyarakat dalam penanggulangan TBC, serta penguatan manajemen di kabupaten-kota dan provinsi,” kata Wiendra.

Berita Lainnya
×
tekid