sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

8 provinsi berbahaya jika terjadi kenaikan kasus Covid-19 pasca-Lebaran

Rumah sakit takkan bisa menampung pasien baru jika terjadi lonjakan kasus Covid-19 di 8 provinsi karena BOR sudah di atas 50%.

Manda Firmansyah
Manda Firmansyah Senin, 10 Mei 2021 14:46 WIB
8 provinsi berbahaya jika terjadi kenaikan kasus Covid-19 pasca-Lebaran

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mempersiapkan skenario terburuk peningkatan kasus Covid-19 jelang Idulfitri 1442 Hijriah. Berbagai hal diperhitungkan, seperti keterisian tempat tidur (bed occupancy ratio/BOR) rumah sakit rujukan hingga obat-obatan dan oksigen.

Secara keseluruhan, terdapat 389.171 tempat tidur di rumah sakit (RS) senasional dan 72.794 di antaranya dipergunakan untuk pasien Covid-19. Selain itu, 23.000 dari 65.255 tempat tidur isolasi dan 7.539 dari 22.042 ICU pasien Covid-19 telah terisi.

“(Sebanyak) 2.500 (tempat tidur ICU telah) terisi. Dua kali lipat kondisi sekarang. Saya berdoa, persiapan ini tidak terpakai dan tetap kosong. Kalaupun ada, seenggaknya kita sudah melakukan persiapan. Kita punya dua kali lipat di atasnya," ujar Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, dalam telekonferensi pers, Senin (10/5).

"Kalaupun itu tertembus, kita masih bisa mengonversi kapasitas rumah sakit jadi tempat Covid-19. Itu (ketersediaannya bisa menjadi) tiga kali di atasnya," sambung dia.

Budi Gunadi mengingatkan, total tempat tidur tersebut merupakan angka agregat nasional. Jika ditilik masing-masing provinsi, maka akan terlihat BOR berpotensi melampaui 70%.

Menurutnya, ada delapan provinsi dengan tingkat keterisian tertinggi tempat tidur di isolasi ataupun ICU. Perinciannya, Sumatera Utara dengan BOR 64%, Kepulauan Riau 62%, Riau 59%, Sumatera Selatan 58%, Jambi 57%, Kalimantan Barat 52%, Lampung 51%, dan Nusa Tenggara Timur 51%.

Jika kasus Covid-19 naik pesat di delapan provinsi itu, maka RS takkan bisa menampung pasien baru. Karenanya, kepala daerah setempat diminta lebih memperhatikan BOR rumah sakit di wilayahnya.

"Ini yang harus waspada dan hati-hati. Kita harus bersama-sama mengingatkan agar ini bisa kita jaga," tutup Budi Gunadi.

Sponsored
Berita Lainnya
×
tekid