sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Ada kasus Covid-19 di setiap acara Rizieq Shihab

Ini merujuk hasil tes usap kepada beberapa jemaah maulid Nabi di Tebet, Petamburan, dan Megamendung.

Herzha Gustiansyah S
Herzha Gustiansyah S Sabtu, 21 Nov 2020 00:35 WIB
Ada kasus Covid-19 di setiap acara Rizieq Shihab

Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, Letjen TNI Doni Monardo, menyayangkan kegagalan mencegah kerumunan dalam sejumlah acara, beberapa hari terakhir, sehingga berpotensi mempercepat penularan SARS-CoV-2. Padahal, pemerintah pusat dan daerah diklaim sudah mengingatkan dan telah melakukan upaya antisipatif.

"Melihat pengalaman sebelumnya, kegiatan jemaah tablig yang ada di Goa pada bulan Maret yang lalu, berdampak ribuan orang terpapar Covid, baik yang berasal dari Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi, Sulawesi Tengah, Gorontalo, dan peserta yang berasal dari Pulau Jawa," ucapnya.

Dirinya melanjutkan, telah dilakukan tes usap (swab test) terhadap 15 jemaah maulid Nabi yang diikuti Imam Besar Front Pembela Islam (FPI), Rizieq Shihab, di Petamburan, Jakarta Pusat. Hasilnya, berdasarkan data Kamis (19/11) malam, tujuh di antaranya terkonfirmasi Covid-19, termasuk lurah setempat.

Pun dilakukan tes serupa kepada jemaah maulid Nabi di Megamendung, Kabupaten Bogor, yang juga diikuti Rizieq Shihab. Merujuk data Jumat (20/11) sore, 20 dari 599 terperiksa positif Covid-19. 

Laporan lain menyebutkan, 50 orang positif Covid-19 usai melakukan tes usap kepada jemaah maulid Nabi di Tebet, Jakarta Selatan. Kegiatan ini pun dihadiri Rizieq.

Karenanya, jajaran pemerintah daerah (pemda) setempat, termasuk RT/RW, diminta mengimbau warganya, terutama yang mengikuti kegiatan Rizieq sejak penjemputan di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, hingga maulid untuk melapor. "Serta memerikasakan diri ke puskesmas," ujar Doni.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) ini menambahkan, pihaknya telah menyalurkan 2.500 alat tes usap antigen ke seluruh puskesmas di daerah-daerah yang berpotensi terjadi peningkatan kasus. Jakarta, Banten, dan Jawa Barat, utamanya.

Untuk mengantisipasi kejadian serupa terulang, kepala daerah diminta mencegah seseorang, kelompok, hingga organisasi yang datang dan berpotensi menimbulkan kerumunan. Jika gagal diantisipasi, aparat akan kesulitan membubarkannya dan berisiko terjadi gesekan.

Sponsored

Doni pun berharap masyarakat miliki kesadaran lebih tentang Covid-19. Apalagi, menjadi ancaman nyata belakangan ini, bukan sekadar konspirasi maupun rekayasa.

“Dibutuhkan kesadaran, kesabaran, dan harus menahan diri, jangan membuat acara yang dapat membahayakan protokol kesehatan," tandasnya.

Berita Lainnya
×
tekid