sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Agus Gumiwang kunjungi Lombok, pemerintah telah salurkan Rp1 triliun

Agus Gumiwang menyerahkan bantuan tahap ketiga sebesar Rp3,5 miliar.

Gema Trisna Yudha
Gema Trisna Yudha Minggu, 26 Agst 2018 10:42 WIB
Agus Gumiwang kunjungi Lombok, pemerintah telah salurkan Rp1 triliun

Setelah dilantik sebagai Menteri Sosial menggantikan Idrus Marham pada Jumat (24/8), Agus Gumiwang Kartasamita bertolak ke Pulau Lombok untuk meninjau langsung penanganan korban gempa. Hari ini, Agus terbang ke Pulau Sumbawa melanjutkan kunjungan kerjanya. 

Pada Sabtu (25/8) kemarin, Agus mengunjungi ratusan pengungsi di posko pengungsian kantor Kecamatan Gunungsari, Kabupaten Lombok Barat. Agus menyerahkan bantuan peralatan dapur umum dan dana bantuan tahap ketiga sebesar Rp3,5 miliar, yang diterima oleh Kepala Dinas Sosial NTB Ahsanul Khalik.

Bantuan tersebut terdiri atas 10.000 paket kebutuhan pokok senilai Rp2,5 miliar, alat dapur 1.000 paket senilai Rp1,06 miliar, dan uang duka senilai Rp20 juta yang diterima oleh ahli waris dua relawan Palang Merah Indonesia yang meninggal dunia saat menjalankan tugas.

Agus juga dijadwalkan menyerahkan bantuan kepada para pengungsi di Pulau Sumbawa hari ini, Minggu (26/8). Setelah tiba di Bandara Sultan Mahmud Kaharuddin, Sumbawa Besar pukul 09.40 WITA, Agus dan rombongan menuju ke lokasi bencana di Kecamatan Alas.

Menurut Agus, pemerintah telah menyalurkan bantuan sosial kepada para korban gempa dengan jumlah total mencapai Rp1,25 triliun. Bantuan yang diberikan berupa logistik, santunan paket kebutuhan pokok beras reguler, peralatan dapur keluarga, bansos Program Keluarga Harapan (PKH) dan bantuan pangan nontunai. Selain itu, diberikan juga santunan ahli waris dan uang duka untuk relawan yang meninggal saat membantu korban gempa

"Seluruh upaya tersebut merupakan perwujudan hadirnya negara dalam memberikan perlindungan dan jaminan sosial kepada rakyat yang tertimpa bencana," kata Agus Gumiwang.

Hingga saat ini, tim penanganan terpadu juga masih melakukan proses pendampingan dan verifikasi data terhadap para korban. 

Selain itu, pemerintah juga mendistribusikan 1.519 tenda gulung, tenda keluarga, dan tenda serbaguna, untuk memenuhi kebutuhan tempat tinggal sementara. Sementara untuk tambahan bantuan penyediaan shelter, Kemensos mengaktifkan klaster nasional pengungsian.

Sponsored

Pemerintah juga memberikan akses kepada pemerintah provinsi, untuk mengeluarkan cadangan beras hingga 200 ton untuk pemenuhan kebutuhan makanan. Setiap kabupaten juga dapat mengeluarkan 100 ton dari gudang Perum Badan Urusan Logistik (Bulog). 

"Kemensos juga menyalurkan sembako berupa beras dan lauk pauk sebanyak 21.000 paket dan 1.000 paket peralatan dapur keluarga," ujarnya.

Dalam masa tanggap darurat yang berakhir 25 Agustus, pemerintah juga telah menyalurkan secara bertahap santunan ahli waris korban meninggal, untuk 563 orang dengan nilai total Rp8,34 miliar.

Distribusi bantuan tak merata

Meski demikian, distribusi bantuan terhadap korban gempa Lombok tak sepenuhnya berjalan baik. Sejumlah pengungsi justru kesulitan mendapat bantuan, sehingga ada yang terpaksa mencari bantuan sendiri. 

Salah satu kebutuhan mendesak para pengungsi adalah terpal dan selimut untuk istirahat di malam hari. Relawan LSM Garda Cakra Indonesia (GCI), menyebutkan data kebutuhan para pengungsi. 
 
Di Desa Tamansari, Kecamatan Gunung Dari, Lombok Barat: para pengungai membutuhkan terpal dan selimut, Desa Mekar Bersatu, Kecamatan Batukliang, Lombok Tengah: terpal dan selimut, Dusun Kebun Belek Desa Bujak Kec Batukliang, butuh beras, terpal/tenda, selimut, obat-obatan.

Desa Aik Berik Kecamatan Batukliang Utara, butuh terpal, selimut dan sandang-pangan, Desa Teratak Kecamatan Batukliang Utara, butuh: terpal dan selimut, serta Desa Aik Berik Barat Kec. Batukliang Utara, butuh terpal dan selimut.

"Itu data sementara dari organisasi kami dan masih dicari lokasi lainnya," kata Ketua Umum LSM Garda Cakra Indonesia, Sonny Yudhawan.

Munawir Haris, salah satu warga Dusun Labuan Pandan, Lombok Timur, yang rumahnya berada sekitar 5 kilometer dari pusat gempa 6,9 SR yang terjadi pada Minggu (19/8), juga memohon bantuan terpal karena pengungsi di daerahnya sudah kritis tempat tinggal. "Sampai sekarang belum ada juga bantuan terpal," katanya.

"Saat ini kami tengah butuh terpal dan rencananya kami akan membeli saja," katanya. 

Hanya saja, kebutuhan yang meningkat membuat terpal menjadi barang langka. Akibatnya, jika pun tersedia, harganya melambung. Dari sebelumnya hanya berkisar di angka Rp450.000, saat ini bisa dijual hingga Rp1 juta. 

Adapun dari Data Dinas Sosial NTB dan Posko Induk hingga 25 Agustus, tercatat ada 417.529 jiwa mengungsi dan 71.937 rumah rusak. Selain itu, ada 1.116 orang mengalami luka berat/rawat inap.

Sumber: Antara

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid