sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Ahli paparkan cara menangkal kejahatan siber

Kejahatan di platform digital kerja dilakukan dengan modus rekayasa sosial karena lebih efektif.

Achmad Al Fiqri
Achmad Al Fiqri Rabu, 30 Sep 2020 20:50 WIB
Ahli paparkan cara menangkal kejahatan siber

Masyarakat diimbau memahami pedoman keamanan digital (digital security) guna menangkal kejahatan siber. Pasalnya, kejahatan di platform digital kerap dilakukan dengan modus rekayasa sosial. Modus ini dinilai lebih efektif untuk melancarkan aksi kejahatan dibandingkan meretas sitem informasi.

Rekayasa sosial merupakan teknik kejahatan dunia maya untuk memanipulasi korban agar membocorkan informasi pribadi, seperti kata sandi (password), nama ibu kandung, bahkan nomor rekening bank. Kejahatan tersebut dapat berbentuk phishing, phone scams, one time password (OTP), SMShing, hingga impersonation.

“Cara ini jauh lebih mudah daripada aktor jahat itu melakukan peretasan sistem IT di suatu perusahaan. Melalui teknik IT itu membutuhkan sumber daya komputasi yang besar, kecuali password-nya itu mudah ditebak," kata peneliti Center for Digital Society Universitas Gadjah Mada (CfDS UGM), Toni Seno Hartono, dalam webinar "Bersama Menjaga dan Meningkatkan Kompetensi Keamanan Digital", Rabu (30/9).

Toni khawatir tingkat kejahatan berbasis rekayasa digital meningkat di era pandemi coronavirus baru (Covid-19). Sebab, tingkat ketergantungan penggunaan platform digital masyarakat naik signifikan saat pagebluk.

Hal itu juga sesuai hasil riset tiga lembaga yang dihimpun CfDS UGM. Berdasarkan kajian tersebut, 92% responden mencoba berbelanja melalui aplikasi digital, lalu 85% responden menggunakan food delivery.

Kemudian, merujuk data Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri melalui patrolisiber.id, total laporan kejahatan siber sejak Januari-September mencapai 2.259 aduan. Sebanyak 649 laporan di antaranya tentang penipuan daring, 39 laporan pencurian data atau identitas, dan 71 laporan manipulasi data.

Karenanya, Toni meminta masyarakat meningkatkan literasi terkait keamanan digital. "Kalau tidak ada edukasi keamanan digital, maka orang tidak akan belajar. Orang itu agak susah belajar, jadi dia bisa terkena social engineering yang sama untuk dua sampai tiga kali,” terangnya.

Tangkal rekayasa sosial
Dirinya juga menganjurkan lima sikap untuk meningkatkan kompetensi keamanan digital. Pertama, tidak menggunakan kata sandi yang mudah ditebak dan tidak dibagikan kepada orang lain.

Sponsored

Kedua, mengamankan akun platform digital dengan menetapkan lebih dari satu akses. Ketiga, perkaya informasi tentang modus kejahatan siber.

Keempat, mewaspadai segala bentuk email yang diduga bernuansa kejahatan phishing. Terakhir, mengonfirmasikan segala bentuk informasi ke akun media sosial resmi.

Pada kesempatan sama, Vice President Information Security GoJek, Hana Abriansyah, mengatakan, pihaknya turut mengantisipasi segala bentuk tindak pidana seiring meningkatnya ancaman kejahatan digital. Salah satu upaya yang dilakukan dengan menjalankan program #AmanBersamaGoJek yang memiliki tiga pilar utama.

"Pertama, teknologi. Kita memiliki tim information security yang memiliki pemahaman mengenai teknologi security-nya ada di level global dan internasional. Selain itu, kita manfaatkan teknologi baru untuk men-support keamanan di program information security kita,” tuturnya.

Kedua, edukasi. GoJek berkolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan dalam menjalan pilar ini untuk meningkatkan pemahaman dan literasi digital masyarakat luas, baik rekan pengguna maupun konsumen secara umum.

Ketiga, proteksi. Pilar ini dijalankan melalui fitur unggulan, seperti jaminan saldo GoPay. "Kita kembalikan dana jika ada kehilangan dana yang tidak disebabkan oleh kelalaian pengguna sendiri," tutup Hana.

Berita Lainnya
×
tekid