sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Ahli: Vaksinasi pilihan utama pengendalian penyakit mulut dan kuku

I Wayan menyebut, pilihan utama dalam mengendalikan virus yang bersifat aerosol adalah dengan melakukan vaksinasi terhadap hewan ternak.

Gempita Surya
Gempita Surya Jumat, 01 Jul 2022 14:11 WIB
Ahli: Vaksinasi pilihan utama pengendalian penyakit mulut dan kuku

Penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak yang menyebar secara masif masih jadi perhatian masyarakat luas. Pemerintah terus didorong oleh banyak pihak untuk melakukan pengendalian terhadap PMK.

Guru Besar Imunologi Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis (SKHB) IPB University, I Wayan Teguh Wibawan mengungkapkan, salah satu penyebab masifnya penularan virus PMK terkait dengan sifat dari penyakit ini yang menular lewat udara.

"Karena penyebaran ini bersifat aerogen (menyebar lewat udara), inilah salah satu juga yang menopang penyebaran virus PMK dengan sangat cepat," kata I Wayan dalam diskusi daring bertajuk "Virus PMK Mewabah Kembali Indonesia, Apa Yang Harus Kita Lakukan?" yang digelar oleh Pusat Kajian Pangan dan Advokasi (PATAKA), Jumat (1/7).

I Wayan menyebut, pilihan utama dalam mengendalikan virus yang bersifat aerosol adalah dengan melakukan vaksinasi terhadap hewan ternak.

"Karena virus ini menyebar melalui udara, vaksinasi menjadi pilihan utama dalam pengendalian, kemudian didukung tindakan lainnya yang dikemas dalam strategi pengendalian," ujarnya.

Kemudian, I Wayan memaparkan, perlu ada prioritas untuk melakukan vaksinasi pada hewan ternak. Ini terkait dengan keterbatasan ketersediaan vaksin PMK yang masuk ke Indonesia.

"Vaksinasi PMK harus dilakukan hanya pada sapi yang sehat, baik yang belum pernah terinfeksi atau yang sudah sembuh," katanya.

Lebih lanjut, kata I Wayan, sapi sehat yang belum pernah terinfeksi mesti menjadi prioritas vaksinasi untuk mencegah PMK. Menurutnya, ini karena sapi yang sembuh dari PMK sudah memiliki antibodi alami.

Sponsored

"Sapi sembuh secara alamiah memiliki antibodi terhadap virus PMK, yang sebenarnya kalau sapi itu sembuh, kita harapkan dia sudah mampu menahan infeksi dalam jangka beberapa waktu," terang I Wayan.

Kendati demikian, pihaknya lebih menekankan pada jumlah vaksin yang terbatas, sehingga penting untuk menetapkan strategi dan prioritas penyuntikkan vaksin di lapangan agar pengendalian wabah PMK dapat tercapai.

I Wayan menambahkan, prioritas dalam kondisi vaksin yang terbatas ini juga berlaku untuk hewan kurban. Menurutnya, hewan ternak yang akan dipotong dalam waktu dekat tidak menjadi prioritas vaksinasi. Ini terkait dengan pembentukan antibodi usai vaksinasi.

"Kalau dalam waktu beberapa minggu ini harus dipotong, menurut saya itu tidak prioritas untuk divaksinasi, karena antibodi itu muncul 2-3 minggu pascavaksinasi," pungkasnya.

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid