sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Akselerasi PEN, Kementan kembangkan benih unggul dan prospektif

Kementan utamakan komoditas prospek ekspor percepat pemulihan ekonomi.

Fathor Rasi
Fathor Rasi Jumat, 02 Okt 2020 21:32 WIB
Akselerasi PEN, Kementan kembangkan benih unggul dan prospektif

Direktorat Perbenihan Direktorat Jenderal (Ditjen) Hortikultura Kementerian Pertanian (Kementan) siap menggarap sembilan program unggulan pada 2021, untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional. Jumlah anggaran yang dialokasikan sebesar Rp389,5 miliar.

"Salah satu yang akan kami kerjakan adalah sertifikasi 10.500 benih hortikultura. Kami utamakan komoditas dengan prospek ekspor untuk akselerasi Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) karena Covid-19 selain untuk pemenuhan kebutuhan domestik" kata Direktur Perbenihan Ditjen Hortikultura, Sukarman, dalam keterangannya yang diterima Jumat (2/10).

Benih hortikultura yang dimaksud adalah benih umbi-umbian, khususnya bawang merah, bawang putih, rimpang, dan sayuran lain sebanyak 7.240 ton. Ada pula benih mangga, jeruk, durian, kelengkeng, dan alpukat 651.000 batang. Kemudian benih manggis, pisang, buah naga, dan jeruk 1,68 juta batang, serta benih hortikultura lainnya 35 kali.

Program lainnya, jelas Sukarman, adalah bimbingan teknis (bimtek), dan prasarana perbenihan, pengawasan peredaran benih, serta penerbitan regulasi.

"Pengadaan benih umbi-umbian terbanyak dialokasi untuk bawang putih sebesar 3.500 ton, disusul bawang merah umbi dan biji 2.610 ton, sayuran lainnya 650 ton, dan rimpang 480 ton. Bawang putih dikembangkan agar impor dapat ditekan," tuturnya.

Dia menambahkan, pengadaan benih batang bakal dilakukan Balai Benih Hortikultura (BBH) untuk memenuhi kebutuhan kawasan pada 2021 dan 2022, termasuk pemeliharaan stok benih hasil produksi tahun ini.

Adapun budi daya bawang putih dan kentang per hektare (ha) setidaknya membutuhkan satu ton. Sedangkan rimpang 0,8 ton per ha.

"Kalau bawang merah, satu ton umbi per hektare dan 4 kilogram biji per hektare," jelasnya.

Sponsored

Lokasi pembenihan

Kegiatan prasarana perbenihan, lanjut Sukarman, dijadwalkan diadakan di laboratorium kultur jaringan di Kalimantan Tengah (Kalteng) dan Sulawesi Barat (Sulbar), rumah kasa (screen house) di Sulawesi Tengah (Sulteng).

Kementan juga merehabilitasi atau membangun rumah kasa atau gudang benih di Jawa Barat (Jabar), Jawa Tengah (Jateng), Jawa Timur (Jatim), Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sumatera Barat (Sumbar), Bangka Belitung (Babel), Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan (Sumsel), Lampung, Kalimantan Selatan (Kalsel), Kalimantan Timur (Kaltim), Sulawesi Selatan (Sulsel), Sulawesi Tenggara (Sultra), Gorontalo, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Maluku Utara.

Di sisi lain, Sukarman menerangkan bahwa tersisa sekitar 359.600 benih mangga hingga akhir 2020. Jumlah tersebut merupakan hasil produksi BBH dikurangi kebutuhan kawasan. Komoditas lainnya, 1.178.300 benih jeruk, 438.000 benih durian, 55.500 benih alpukat, dan 376.500 benih kelengkeng.

"Sisa benih tersebut untuk memenuhi kebutuhan kawasan pada 2021 dan 2022. Pun bisa menjadi sumber pendapatan negara bukan pajak jika dijual," ujarnya.

Dirjen Hortikultura Kementan Prihasto Setyanto menambahkan, pihaknya tidak sekedar melakukan pengadaan benih. Namun, turut memperhatikan varietas dan keunggulannya.

"Benih memegang peran penting di hulu. Semakin bagus benih yang digunakan tentu memengaruhi produksinya. Makanya, kita mengutamakan benih unggul agar efek bergandanya betul-betul nyata. Jadi, petani nantinya tidak sekamedar menggarap lahan dan memproduksi saja," tuturnya.

Hal ini sejalan dengan arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo untuk meningkatkan pengadaan benih-benih unggul berkualitas guna memacu peningkatan produksi hortikultura nasional serta mendorong ekspor.

"Yang kami mau petani ikut mendapat hasil maksimal dari hasil taninya, sehingga pangsa pasar meluas, produk laris, dan pada akhirnya ekonomi tumbuh," tutup Anton, sapaan akrabnya.

Berita Lainnya
×
tekid