sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Akun pengurus BEM UI diretas, Pengamat: Hambat pemerintahan digital

Akun media sosial sejumlah pengurus BEM UI diretas usai kritik bertajuk "Jokowi: The King of Lip Service" viral.

Manda Firmansyah
Manda Firmansyah Selasa, 29 Jun 2021 07:55 WIB
Akun pengurus BEM UI diretas, Pengamat: Hambat pemerintahan digital

Setelah Instagram Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) mengunggah kritik bertajuk "Jokowi: The King of Lip Service", akun media sosial para pengurusnya diretas.

Pengamat media sosial dari Komunikonten, Hariqo Wibawa Satria, mengecam keras peretasan tersebut. Dia juga mengkritik dosen UI, Ade Armando, yang menyatakan "dulu masuk UI nyogok, ya?" dalam merespons kritik itu.

"Ini (peretasan) termasuk kejahatan siber yang membahayakan demokrasi dan memperlambat bangsa kita menuju pemerintahan digital. (Ade Armando) ini, kan, aneh, masa dosen galau ketika mahasiswanya mengkritik kekuasaan? Saya yakin, Presiden Jokowi pun biasa-biasa saja dikritik. Sayang, beberapa orang bertindak melewati batas. Ini bisa menurunkan kualitas demokrasi kita,” ucapnya dalam keterangan tertulis, Selasa (29/6).

Hariqo mengingatkan, media sosial merupakan sarana mewujudkan pemerintahan digital sebagaimana disampaikan Presiden Jokowi. Namun, mustahil tercapainya membangun pemerintahan, ekonomi, dan masyarakat digital tanpa kritik lewat media digital.

Apalagi, dia mengingatkan, cinta ataupun loyalitas BEM UI dan mahasiswa di seluruh Indonesia bukanlah pada orang per orang, tetapi NKRI. Sudah semestinya mahasiswa bertugas mengawasi dan mengkritik rezim tanpa mempedulikan siapa presidennya.

Presiden Jokowi, sambungnya, pun layak dikritik karena tiada manusia yang memimpin pemerintahan dengan sempurna.

Selain itu, bagi Hariqo, polemik BEM UI terhadap Presiden Jokowi harus diterjemahkan juga sebagai kritika kepada kepala daerah dan seluruh pejabat yang dibayar dengan uang rakyat. Pangkalnya, banyak pejabat berjanji, tetapi lupa atau tidak mampu merealisasikannya.

"Mari tingkatkan kecintaan kita pada NKRI, kurangi kecintaan kita pada orang per orang, Jika orang lebih mencintai idolanya ketimbang kepentingan nasional, maka bangsa ini akan mudah sekali diadu domba," serunya.

Sponsored

"Wajar setiap orang punya idola. Tapi kalau idolanya itu dia anggap raja yang tidak pernah salah, maka itu berbahaya bagi kesehatan mentalnya, berbahaya juga untuk kesehatan mental bangsa Indonesia," imbuhnya.

Sebelumnya, akun WhatsApp Karo Humas BEM UI 2021, Tiara; Wakil Ketua BEM UI, Yogie; Koorbid Sosial Lingkungan BEM UI, Naifah Uzlah; hingga Kepala Departemen Aksi dan Propaganda BEM UI, Syahrul Badri; menjadi korban peretasan buntut kritik "Jokowi: The King of Lip Service".

Berita Lainnya
×
tekid