sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Andi Arief: Siti Fadilah bukan koruptor dan penjahat besar

Mengembalikan Siti Fadilah Supari, ke Rutan Pondok Bambu menunjukkan ada persepsi tidak seragam kedaruratan Covid-19.

Achmad Rizki
Achmad Rizki Senin, 25 Mei 2020 21:50 WIB
Andi Arief: Siti Fadilah bukan koruptor dan penjahat besar

Mantan Menteri Kesehatan (Menkes) Siti Fadilah Supari kembali dikirim ke Rutan Pondok Bambu. Sebelumnya, dia menjalani perawatan akibat penyakit asma di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta.

Pasca dinyatakan sembuh oleh tim dokter, dia kembali dibawa ke Rutan Pondok Bambu, yang merupakan zona merah penyebaran virus SARS-CoV-2. Tentu, ini bisa berakibat fatal terhadap kesehatan mantan Menkes tersebut, karena memiliki riwayat sakit asma. 

Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat, Andi Arief menyatakan, mengembalikan Siti Fadilah Supari, ke Rutan Pondok Bambu menunjukkan ada persepsi tidak seragam soal kedaruratan wabah Covid-19. Sebab, sudah ada 50 orang positif Covid-19 di Rutan Pondok Bambu.

Andi Arief menyarankan, Menteri Yasonna Laoly, menggunakan diskresi terhadap seorang ibu berusia lebih 70 tahun dengan berbagai penyakit bawaan yang berpotensi terpapar Covid-19 di penjara.  "Ibu Siti Fadilah, bukan koruptor dan penjahat besar. Ada banyak jasanya dalam sistem kesehatan Indonesia," tegas Andi Arief, dalam keterangan persnya, di Jakarta, Senin (25/5).

Dia menegaskan, menghadapi wabah Covid-19 negara sebaiknya tidak mengharuskan ada izin untuk mengunjungi Siti Fadilah, seperti yang dilakukan terhadap Deddy Corbuzier. Terlebih, hingga melarang membuat dokumentasi dan mengunggah di media sosial.

"Isi yang dibicarakan merupakan pengetahuan dan informasi untuk publik, yang sangat berguna bagi rakyat dan pemerintah dalam menghadapi wabah Covid-19," ungkap Andi Arief.

Lalu, dia menganalogikan, dengan kasus terpidana pembunuh Antasari Azhar, pernah dibebaskan bicara ditonton saat wawancara dengan salah satu stasiun TV. "Kami tahu, selama ini Siti Fadilah, sudah berkali-kali bicara di media massa dan menyurati Presiden Jokowi, tentang cara yang tepat sesuai pengalamannya sebagai Menkes, dimasa wabah flu burung 2005-2009," bebernya.

Andi Arief mengingatkan, semua adalah sasaran dari wabah Covid-19. Seharusnya, berjuang bersama jangan merasa lebih berkuasa dan lebih mampu menghadapi wabah ini. "Segera bebaskan Siti Fadilah, pakai ilmu dan pengalamannya untuk kepentingan kita semua, seperti yang pernah ia perjuangkan dan menang melawan wabah Flu Burung dan WHO dulu," tandas dia. 

Sponsored

Sebelumnya, doa dan dukungan atas mantan Menkes Siti Fadilah Supari, terus mengalir dari berbagai pihak, tak terkecuali dari pimpinan Gereja Baptis Indonesia, Pendeta Martinus Ursia. 

Mantan menteri era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu kembali dijebloskan ke penjara Pondok Bambu, Jakarta Timur. Padahal, Rutan dikabarkan sudah berisikan 50 orang positif Covid-19. 

"Kami terus berdoa supaya ibu tetap kuat menanti saat bebas Oktober. Walaupun, sudah banyak yang berteriak sekarang juga bebaskan ibu. Tapi, baik Yasona dan Jokowi tampak tetap menutup telinga, (tapi-red) toh rakyat (dengan-red) logika dan naluri kebenarannya sendiri," ucapnya lewat pesan yang diterima pers, Senin (25/5/2020).

Ketua Dewan Kesehatan Rakyat (DKR) Jawa Barat sejak 2008 itu meyakini, perempuan yang divonis bersalah dalam kasus korupsi pada 16 Juni 2017 itu dikalahkan.

"Ibu Fadilah yang terkasih, sejak hukum pesanan menjerat ibu, saya bersama kawan tetap yakin, ibu tidak salah tapi dikalahkan. Suatu rezim kapitalis internasional yang dikalahkan ibu dalam forum internasional terhormat, bermain licik dan jahat menggunakan perangkat hukum nasional kita," bunyi pesan Pendeta Martinus tersebut.

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid