sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Balita penderita stunting di Kota Serang meningkat

Di Serang, penderita stunting pada balita paling banyak terdapat di Kecamatan Kasemen.

Khaerul Anwar
Khaerul Anwar Rabu, 27 Mar 2019 16:16 WIB
Balita penderita stunting di Kota Serang meningkat

Penderita gizi buruk atau stunting pada balita di Kota Serang, Banten, mengalami peningkatan. Tahun ini balita penderita stunting tercatat ada 86 orang. Jumlah tersebut lebih tinggi jika dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya ada 62 balita. Sementara jika dikalkulasi, penderita stunting di Provinsi Banten pada awal tahun 2019 sebanyak 2.934 anak.

Wali Kota Serang, Syafrudin, mengatakan penderita stunting pada balita paling banyak terdapat di Kecamatan Kasemen, Serang, Banten. Di kecamatan tersebut, memang terkenal sebagai kawasan yang kumuh.  

"Data penderita stunting ini lebih tinggi dari bulan November tahun 2018 yang hanya 62 balita. Saat ini kasus stunting masih ada di Kota Serang, jumlahnya ada 86 balita,” kata Syafrudin di Kota Serang, Banten, pada Rabu, (27/3).

Syafrudin mengatakan, pihaknya menargetkan pada 2020 Kota Serang sudah terbebas dari balita penderita stunting. Untuk mencapai target tersebut, Pemerintah Kota Serang akan membangun klinik khusus untuk menangani balita yang mengalami stunting. Penanganan akan dipusatkan di Kecamatan Serang.

“Kami berharap kepada dinas kesehatan untuk menangani gizi buruk secara khusus dan OPD terkait langsung turun ke bawah," katanya.

Di tempat yang sama, Kepala Dinas Kesehatan Kota Serang, Toyalis, mengatakan sementara ini penanganan balita yang mengalami stunting terus dilakukan dengan memberi bantuan kesehatan gizi, susu dan pemberian makanan tambahan erupa biskuit yang mengandung karbohidrat dan lemak agar cukup gizi bagi kondisi balita yang tidak stabil.

“Kami lakukan rutin selama tiga bulan, karena memang SOP-nya tiga bulan. Tiga bulan itu kami anggap sudah stabil. Kalau sakit kami obati. Pokoknya ukurannya sudah ditentukan oleh ahli gizi, mau sekali makan, tiga kali makan juga tidak apa-apa,” ucap Syafrudin.

Tak hanya di Banten, stunting pada anak juga terjadi di Kalimantan Tengah. Bahkan wilayah tersebut menempati peringkat keempat terburuk se-Indonesia. Hal ini diungkapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kalimantan Tengah, Suyuti Syamsul.

Sponsored

“Kasus stunting menjadi salah satu fokus utama kami, meskipun sebenarnya telah mengalami penurunan dari 40% menjadi sekitar 34% dari total anak," kata Suyuti.

Suyuti menjelaskan, kasus stunting terbanyak terjadi di tiga kabupaten, yakni Barito Timur, Kapuas dan Kotawaringin Timur. Namun yang menjadi fokus pihaknya pada tahun ini adalah Barito Timur, baru nantinya dilanjutkan dengan kabupaten lainnya.

Bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan RI, tahun ini pihaknya akan memberikan bantuan berupa pemberian makanan tambahan ibu hamil dan anak usia di bawah dua tahun untuk menghindari stunting.

"Penyediaan bantuan berupa pemberian makanan tambahan itu, rencananya menggunakan dana sekitar Rp2 miliar yang berasal dari pemerintah pusat dan juga daerah," ujar Suyuti.

Berita Lainnya
×
tekid