sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Banjir Jakarta, hujan ekstrem dan pengambilan air tanah berlebihan jadi pemicu

Berdasarkan data BMKG, sejumlah wilayah Ibu Kota diguyur hujan ekstrem dengan intensitas di atas 150 mm per hari.

Gema Trisna Yudha
Gema Trisna Yudha Selasa, 25 Feb 2020 14:05 WIB
Banjir Jakarta, hujan ekstrem dan pengambilan air tanah berlebihan jadi pemicu

Banjir kembali merendam wilayah DKI Jakarta pada Selasa (25/2). Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), intensitas hujan ekstrem yang mengguyur Ibu Kota pada Senin (24/2) malam hingga Selasa (25/2) menjadi salah satu penyebabnya. 

"Tercatat beberapa wilayah mengalami hujan ekstrem dengan curah hujan tertinggi 278 mm yang tercatat Stasiun Meteorologi Kemayoran," kata Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG Fachri Radjab di Jakarta, Selasa (25/2).

Menurutnya, intensitas hujan ekstrem juga terjadi di Pintu Air Pulo Gadung dengan 260 mm, Pulomas 245 mm, Manggarai 209 mm, Halim Perdanakusuma 205 mm, Sunter Timur I Kodamar 165 mm, dan Setiabudi Timur 150 mm.

Menurut Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo, pengambilan air tanah berlebihan di wilayah Jakarta juga menjadi faktor pemicu banjir. Menurutnya, permukaan daratan di Jakarta telah mengalami penurunan signifikan dibanding 200-300 tahun lalu.

"Pengambilan air tanah yang cukup banyak berimbas pada penurunan permukaan daratan di Jakarta, sehingga menjadi salah satu penyebab banjir," kata Doni di Jakarta, Selasa (25/2).

Menurutnya, hal ini diperparah oleh banyaknya aliran air atau drainase yang tersumbat dan tidak lancar. Banyak sungai yang berada di wilayah Jakarta juga dipenuhi sampah sehingga air meluap ke jalan dan pemukiman warga. 

"Sampah itu menutupi aliran sungai dan ketika musim hujan seperti sekarang menjadi pemicu banjir," ujar dia.

Terdapat 200 rukun warga atau RW di Jakarta yang terendam banjir. Berdasarkan data Polda Metro Jaya, titik banjir tersebar di 114 lokasi di berbagai kota.

Sponsored

Jumlah tersebut terdiri dari 45 titik di Jakarta barat, 40 titik di Jakarta utara, 15 Jakarta Timur, dan masing-masing tujuh titik di Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan. 

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid