sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Belajar dari bom Pasuruan, peran masyarakat cegah terorisme perlu ditingkatkan

"Peningkatan partisipasi masyarakat dalam upaya deteksi dini terorisme menjadi sebuah keniscayaan."

Gema Trisna Yudha
Gema Trisna Yudha Jumat, 06 Jul 2018 14:16 WIB
Belajar dari bom Pasuruan, peran masyarakat cegah terorisme perlu ditingkatkan

Ledakan bom di sebuah rumah kontrakan di Kelurahan Pogar, Kecamatan Bangil, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, dinilai menjadi indikasi pembauran yang dilakukan jaringan dan sel-sel teroris. Karenanya, pemerintah didorong untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam melawan radikalisme dan terorisme.

Ketua SETARA Institue, Hendardi, mengatakan kelompok-kelompok masyarakat hingga unit terkecil di tingkat Rukun Tetangga, bahkan Dasa Wisma harus diberdayakan agar dapat mengidentifikasi kemunculan terorisme baik dalam bentuk ideologi, individu, atau pelaku dan jaringanya. Masyarakat harus memiliki ketahanan sosial untuk melawan kemunculannya. 

"Peningkatan partisipasi masyarakat dalam upaya deteksi dini terorisme menjadi sebuah keniscayaan," kata Hendardi dalam pernyataan tertulis yang diterima Alinea, Jumat (6/7).

Dia juga menyoroti peran serta Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD) di unit-unit terkecil kemasyarakatan. Menurut Hendardi, LKMD perlu direvitalisasi untuk meningkatkan partisipasi dan kapasitas deteksi dini terorisme. 

Di samping itu, Hendardi juga menyarankan agar pemerintah memperluas kerja-kerja pencegahan terorisme yang mengakomodasi partisipasi masyarakat, melalui ekstensifikasi pelembagaan Forum Komunikasi Pencegahan Terorisme (FKPT) hingga tingkat kabupaten/kota dan kecamatan. FKPT merupakan lembaga yang dibentuk Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) di tingkat provinsi untuk mencegah penyebaran paham radikalisme dan kemungkinan terjadinya tindakan terorisme.

"Fungsi-fungsi komunikasi lintas sektoral FKPT harus ditingkatkan untuk mengenali sejak dini indikasi terorisme dan jaringan teror," katanya.

Dalam kasus ledakan bom yang terjadi di Pasuruan, pelaku yang teridentifikasi bernama Ahmad Abdul Robbani alias Abu Ali alias Anwardi, berbaur dengan masyarakat dengan menikahi seorang janda di Bangil, Pasuruan.

Anwardi merupakan narapidana terorisme yang pernah mendekam di Lembaga Pemasyarakatan Cipinang pada 2010. Anwardi yang keluar penjara pada 2015 ini merupakan pelaku bom sepeda Kalimalang.

Sponsored

Istrinya bernama Dina Rohana, saat ini diamankan polisi dan tengah menjalani proses pemeriksaan. Sementara anak mereka yang diperkirakan berusia enam tahun, telah mendapatkan perawatan medis setelah terkena ledakan.

Berita Lainnya
×
tekid