sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Bentrokan kembali pecah di Slipi, tol dalam kota sempat ditutup

Pihak kepolisian terus menghalau massa menggunakan tembakan gas air mata hingga ke arah Kemanggisan.

Eka Setiyaningsih
Eka Setiyaningsih Rabu, 22 Mei 2019 17:02 WIB
Bentrokan kembali pecah di Slipi, tol dalam kota sempat ditutup

Bentrokan kembali meletus di daerah Slipi, Jakarta Barat. Setelah sempat tenang kurang lebih tiga jam usai insiden pembakaran bus milik Brimob di Petamburan, bentrokan antara massa dan polisi pecah kembali sekitar pukul 16.10 WIB di Jembatan Slipi Jaya sisi arah Slipi dan Kemanggisan.

Akibat bentrokan itu tol dalam kota di bawah Jembatan Slipi Jaya sempat ditutup di kedua arah selama sekitar 15 menit. Karena massa melempari dengan batu, pihak kepolisian lantas menghalau mereka hingga ke arah Kemanggisan menggunakan tembakan gas air mata. Sebagian orang yang diduga terlibat aksi tersebut berhasil diamankan.

Hingga pukul 16.40 WIB, tol dalam kota hanya dibuka di sisi jalur menuju Grogol dan Tangerang. Sementara arah ke Senayan masih ditutup dan arus kendaraan diarahkan putar balik ke arah Grogol, Jakarta Barat.

Akibat bentrok tersebut, korban kembali berjatuhan. Beberapa korban dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah Tarakan. Ketua Komnas Hak Asasi Manusia (HAM), Ahmad Taufan Damanik, yang menyambangi RSUD Tarakan menemui sejumlah korban terkait aksi massa yang menolak hasil Pemilu 2019.

“Iya, tadi ada beberapa korban yang terkena peluru karet," kata Taufan kepada awak media di RSUD Tarakan, Jakarta, Rabu (22/5).

Meski demikian, Taufan tidak dapat memastikan lebih lanjut mengenai korban penembakan dari peluru tajam. Pasalnya, terdapat dua korban yang meninggal namun keluarganya enggan untuk autopsi.

"Tadi dokter-dokter di sini bilang mereka (keluarga korban) sudah ditawarkan untuk diautopsi. Kalau bersedia ke RS Polri, karena RS Tarakan tidak ada kapasitas untuk autopsi. Dia hanya forensik luar. Tapi kedua korban itu tidak bersedia. Karena itu ya terserah kepada keluarga," ujarnya.

Komnas HAM juga akan melakukan pengecekan ke sejumlah korban serta berkoordinasi dengan petugas keamanan. "Kita cek dulu korban lain. Setelah itu kita akan koordinasi dengan para penegak hukum," ujarnya.

Sponsored

Taufan mengatakan, penyampaian pendapat merupakan bagian dari hak masyarakat. Agar lancar, warga dan aparat bisa bekerja sama dengan lebih baik. Taufan belum dapat memastikan terkait peristiwa penembakan yang terjadi termasuk ke dalam pelanggaran HAM atau tidak. "Ya kita cek dulu apa yang terjadi sebenarnya. Makanya kita baru datang ke sini untuk cek, langsung pada korban, dalam posisi seperti apa," ujar Taufan.

Berita Lainnya
×
tekid