sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Berebut kue subsidi kuota internet Rp7,2 triliun

Operator telekomunikasi berlomba memberikan layanan terbaik untuk membantu program PJJ. Telkomsel menyiapkan investasi khusus.

Annisa Saumi Ardiansyah Fadli
Annisa Saumi | Ardiansyah Fadli Kamis, 03 Sep 2020 07:00 WIB
Berebut kue subsidi kuota internet Rp7,2 triliun

Rusli Latif gembira bukan kepalang. Ia membayangkan, keluhan siswa akan menurun setelah pemerintah mensubsidi kuota internet. Selama pembelajaran jarak jauh (PJJ), guru honorer di SMK 2 Muhammadiyah Tangerang Selatan, Banten, itu rutin menerima keluhan siswa. Paling banyak soal kuota internet yang menguras kantong.

Rusli menuturkan, program PJJ di tempatnya mengajar sudah berlangsung sejak Maret 2020. Persis ketika Covid-19 ditemukan pertama kali. Sejak itu belum ada bantuan apapun untuk menunjang belajar siswa.

Meski mensyukuri, menurut Rusli, subsidi kuota yang diberikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dari September hingga Desember 2020 tergolong telat.

"Program Menteri Nadiem ini sangat terlambat. Seharusnya sejak awal pandemi Covid-19, program ini diberikan," ujar Rusli kepada Alinea.id, Selasa (1/9).

Besaran dan mekanisme subsidi

Kemendikbud, seperti dituturkan Dirjen Pendidikan Anak Usia Dinia, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah Jumeri, menyediakan anggaran subsidi kuota sebesar Rp7,2 triliun. Siswa mendapatkan bantuan 35 gigabite, guru kuotanya 42 gigabite, mahasiswa dan dosen masing-masing 50 gigabite per bulan.

Mekanismenya, kata Jumeri, pihak sekolah mendaftarkan nomor telepon seluler (ponsel) peserta didik kemudian memasukkannya ke Data Pokok Pendidikan atau Dapodik. Satu Nomor Induk Siswa Nasional (NISN) hanya boleh menginput satu nomor ponsel. Nomor ini lalu disetor ke operator seluler.

Kemendikbud meminta semua kepala sekolah menandatangani surat pakta integritas. Surat itu pada intinya menyatakan bahwa data yang dimasukkan sudah benar. Kemudian data di-upload ke Dapodik. Mekanisme serupa berlaku untuk institusi perguruan tinggi.

Sponsored

Oleh Pusat Data dan Informasi Kemendikbud, data dari berbagai institusi pendidikan ini digabungkan sesuai operator telekomunikasi masing-masing. Lalu, nomor-nomor ponsel yang sudah terpilah ini disetor ke operator telekomunikasi untuk diisi pulsa setiap bulannya. Awal September ini semua harus sudah selesai.

Untuk memuluskan program ini, Kemendikbud menggandeng seluruh provider telekomunikasi yang ada di Tanah Air.

"Ada Telkomsel, Indosat, dan yang lain. Nanti akan mendapatkan jatah (nominal) sesuai nomor yang dimiliki oleh peserta didik," jelas Jumeri soal pembagian kue masing-masing operator.

Jumeri mewanti-wanti agar semua provider menjaga kualitas pelayanan. Pihaknya akan mengawasi intens. Jika ada laporan akses internet lambat, naik-turun atau tidak sesuai yang dijanjikan, pihaknya tak segan untuk komplain. Masyarakat juga bisa ikut mengawasi dan melaporkan apabila ada masalah di lapangan.

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Ada kabar gembira nih buat Teman Alinea yang masih sekolah ataupun kuliah. Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ( @pustekkom_kemdikbud ) akan memberikan kuota internet gratis. Tak hanya murid dan mahasiswa saja, tapi guru, dosen, dan tenaga kependidikan juga kebagian loh. Seperti apa mekanismenya? Yuk simak infografik di atas. Oh iya, jangan lupa mention ke saudara atau tetangga dekat Teman Alinea, bila belum mendaftar. #Alineadotid #Subsidi #Pulsa #Kuota #Pelajar #Murid #Guru #Mahasiswa #Mahasiswi #Dosen #Sekolah #Kampus #Kuliah #Infokampus #Infosekolah #NadiemMakarim #Insentif #Pembelajaranjarakjauh #PJJ #Jokowi #Jokowidodo #SriMulyani #Bos #bantuanoperasionalsekolah #School #News

Sebuah kiriman dibagikan oleh Alinea (@alineadotid) pada

Operator berebut kue

Vice President Corporate Communication Telkomsel Denny Abidin mengatakan, pihaknya siap berkolaborasi dalam program subsidi kuota internet ini. Sebelum program subsidi kuota diluncurkan Kemendikbud, Denny menuturkan, Telkomsel telah meluncurkan paket kuota belajar 10GB (gigabite) seharga Rp10.

Paket ini memudahkan akses ke sejumlah aplikasi belajar daring (dalam jaringan) dan konferensi video hingga ratusan situs kampus atau sekolah. Selain meluncurkan paket belajar, Telkomsel telah menyiagakan kapasitas tambahan untuk mengantisipasi lonjakan trafik komunikasi berbasis data dan digital sejak pandemi Covid-19.

Untuk mengakomodasi perubahan berbagai aktivitas warga dari luring (luar jaringan) ke daring sejak pandemi, kata Denny, Telkomsel memaksimalkan fungsi seluruh spektrum besar yang dimiliki Telkomsel. Yakni frekuensi 900, 1800, 2100, dan 2300 Mhz.

Selain itu, sejak awal tahun hingga saat ini, Telkomsel terus menambah jumlah base tranceiver station (BTS) guna memperluas jangkauan.

"Hingga kuartal III-2020, Telkomsel telah mempercepat pengoperasian tambahan 21.000 unit BTS 4G LTE (long-term evolution) baru yang berfokus di area residensial untuk mendukung akvititas digital masyarakat dari rumah," tutur Denny kepada Alinea.id, Selasa (1/9).

Pada 2019, Telkomsel memiliki 212.235 BTS, 161.938 unit di antaranya BTS 3G/4G. Selain jangkauan terluas, Telkomsel juga memiliki pelanggan paling besar, yaitu 171,1 juta pelanggan akhir 2019. Dengan jangkauan lebih dari 95% wilayah populasi di seluruh kota/kabupaten, Telkomsel tentu berharap bisa meraup kue banyak.

"Belum ada tanggapan soal itu," ujar Manager Media Relation Telkomsel, Kurnia Purwanto.

Sementara itu, General Manager Corporate Communication XL Axiata Tri Wahyuningsih mengatakan, sejak awal pandemi pihaknya telah mendukung upaya pemerintah untuk membantu kelancaran aktivitas bekerja dan belajar dari rumah, termasuk proses PJJ.

"Kami telah melakukan MoU dengan Dikti untuk menyediakan paket khusus edukasi bagi pelajar dan tenaga pengajar," ujar Tri saat dihubungi Alinea.id, Selasa (1/9).

Semua paket khusus edukasi itu, kata dia, telah didistribusikan gratis ke beberapa sekolah. Paket edukasi mencakup paket 30GB untuk mengakses beberapa situs, seperti Microsoft Teams, Zoom, Google Meet, Google Hangout hingga Google Classroom. Paket bisa dipakai mengakses banyak aplikasi, seperti Udemy dan Zenius.

Berbeda dengan Telkomsel, XL tidak melakukan investasi infrastruktur khusus untuk program ini. Investasi mengikuti rencana awal tahun. Hingga akhir Juni lalu, XL memiliki lebih 139.000 BTS, 49.744 di antaranya BTS 4G. Perseroan melayani pelanggan di 456 kota/kabupaten di hampir seluruh provinsi di Indonesia.

Indosat tak mau ketinggalan. Sejak awal pandemi, operator ini berinisiatif membuat program yang membantu PJJ. Antara lain peningkatan bandwidth sebesar 20% kepada 56 universitas, dan membuka akses ke lebih dari 200 universitas ternama di Indonesia. Juga menyediakan paket Pro Freedom Apps untuk berpartisipasi dalam kelas online tanpa dipungut kuota saat pelanggan mengakses Cisco Webex, Zoom, dan Microsoft Teams.

Emiten berkode ISAT ini juga menyediakan layanan telekomunikasi pendidikan, seperti paket IMClass untuk mengakses Ruang Guru, Quipper, Sekolahmu, Rumah Belajar.

"Indosat berkomitmen mendukung program PJJ, juga membangun ekosistem pembelajaran daring yang efektif pada masa pandemi," tutur Chief Business Officer Indosat Ooredoo, Bayu Hanantasena, melalui pernyataan tertulis.

Berita Lainnya
×
tekid