sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Bikin alat tes Covid-19 canggih, GeNose UGM bantah "overclaim"

GeNose telah mematuhi prosedur pengembangan alat medis.

Manda Firmansyah
Manda Firmansyah Sabtu, 03 Okt 2020 13:52 WIB
Bikin alat tes Covid-19 canggih, GeNose UGM bantah

Universitas Gadjah Mada (UGM) mengembangkan alat dengan kemampuan mendeteksi Covid-19 dalam tubuh manusia dalam waktu kurang dari dua menit. Bahkan, alat deteksi bernama GeNose ini diklaim memiliki akurasi tinggi dengan harga yang lebih terjangkau daripada tes usap polymerase chain reaction (PCR).

GeNose mampu mendeteksi volatile organic compound (VOC) yang keluar bersama embusan nafas ke dalam kantong khusus. VOC yang terbentuk karena adanya infeksi Covid-19 ini akan diidentifikasi melalui sensor-sensor yang datanya diolah dengan bantuan artifisial intelligence.

Anggota tim peneliti GeNose Kuwat Triyono mengatakan, alat deteksi ini telah melewati uji klinis tahap pertama atau uji profiling. Namun, masih perlu melewati berbagai tahapan uji lainnya. Ia pun membantah tudingan klaim berlebihan (overclaim) dengan memberi harapan yang berlebihan.

Overclaim memang berbahaya. Kami diundang di sini juga untuk meluruskan berita. Jadi, tidak seperti dalam pikiran masyarakat yang terlalu over ekspektasi. Terlalu berlebihan berharap. Kemudian, mengakibatkan nanti skeptis. Dikira sama saja,” ujar Kuwat dalam diskusi virtual, Sabtu (3/10).

Menurut Kuwat, GeNose telah mematuhi protokol dan prosedur yang berlaku dalam pengembangan alat medis. Bahkan, saat uji kelayakan, tim peneliti GeNose telah dicecar bertubi-tubi oleh Komisi Etik Fakultas Kedokteran UGM.

“Harus dipahami dulu. Kami bekerja bukan mengklaim, tetapi berdasarkan standar yang sudah baku di internasional. Protokol sudah kami submit di website. Protokol kita tidak salah, yang salah itu ketika kami rilis ini karena terpapar informasi simpang siur, dalam tanda kutip, pesaing-pesaing kita di Israel sudah declare,” tutur Kuwat.

Ia pun mengungkapkan, di luar negeri sudah ada produk dengan fungsi yang mirip GeNose, tetapi sudah mengajak bekerjasama menuju uji klinis.

“Kita laporkan ke pemimpin kita. Yah, reaksinya udah kalau kita declare (saja), daripada nanti keduluan orang lain,” ucapnya.

Sponsored

Ia mengaku kerap menerima desakan untuk segera memproduksi alat deteksi itu. Padahal, jelas dia, masyarakat awam tidak tahu produksi alat medis harus memenuhi aspek medis dan standar yang ketat sekali.

Sebelumnya, Kepala Lab Diagnostik & Riset Penyakit Infeksi Universitas Andalas Andani Eka Putra mengkritik, bahaya klaim berlebihan terkait kemujaraban obat untuk penanganan Covid-19. 

“Jangan terlalu panik dengan Covid-19. Jangan pula terlalu abai. Kita waspada saja. Hati-hati dengan memakai rasional. Overclaim itu jelek. Karena banyak sekali overclaim yang dipakai masyarakat kita untuk pengobatan,” tutur Andani dalam forum diskusi yang sama.

Penemuan alat atau obat medis baru, kata dia, harus teruji secara ilmiah. Jika telah terbukti efektif mengurangi virus, kemudian bisa diarahkan untuk membangun produk kesehatan nasional. 

“Main claim itu dilema kita,” ucapnya.

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid