sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

BIN prediksi puncak penyebaran Covid-19 Ramadan

Masa puncak coronavirus di Indonesia diprediksi jatuh pada bulan Mei.

Fadli Mubarok
Fadli Mubarok Jumat, 13 Mar 2020 11:38 WIB
BIN prediksi puncak penyebaran Covid-19 Ramadan

Puncak penyebaran coronavirus (Covid-19) secara luas (outbreak) di Indonesia diprediksi berlangsung pada Mei 2020, tepatnya Ramadan 1441 Hijriah.

Hal itu disampaikan Deputi V Badan Intelijen Negara (BIN) Bidang Intelijen Teknologi, Mayjen TNI Afini Boer.

Menurut Afini, perkiraan tersebut dihitung sejak 60-80 hari pasca-ditemukannya kasus perdana pasien positif Covid-19 pada 2 Maret 2020 di Tanah Air, berdasarkan simulasi BIN merujuk sejumlah kasus di negara-negara lain.

"Kita memperkirakan bahwa masa puncak di Indonesia itu akan berlaku 60 hari sampai 80 hari sejak infeksi pertama itu diumumkan tanggal 2 Maret. Jadi kalau kita hitung-hitung, masa puncak itu mungkin jatuhnya di bulan Mei. Berdasarkan permodelan ini, bulan puasa," kata Afini dalam diskusi bertajuk Bersatu Melawan Corona, di kawasan Kebayoran Baru Jakarta Selatan, Jumat (13/3).

Simulasi BIN tersebut berdasarkan permodelan yang dilakukan China dan beberapa negara Eropa. Di Negeri Tirai Bambu, puncak penyebaran Covid-19 ditetapkan 60 hari, sementara negara Eropa 130 hari.

Dikatakan Afini, dalam membuat simulasi ini BIN tidak berdiri sendiri. Mereka menggandeng stakeholder lain, namun Afini tidak menyebutkannya.

"China tadi masa puncaknya 60 hari. Sementara kalau di Inggris mereka membuat permodelan ini mereka memperkirakan 130 hari masa puncak tadi. Kalau di Inggris ini permodelannya beda lagi, ada faktor-faktor asimtomatik (tanpa gejala)," jelas dia.

Lebih jauh, Arfini mengatakan, masih ada tantangan pemerintah dalam menangani penyebaran Covid-19, yakni masih adanya faktor asimtomatik dimana masyarakat tidak menyadari dirinya telah positif terpapar Covid-19.

Sponsored

Imbasnya, kata dia, penularan terjadi. Apalagi dalam kasus Covid-19 ada beberapa level penularan.

"Ada gejala lagi kita lihat super spreader. Jadi satu orang itu bisa menularkan pada banyak orang. Ini terjadi di Korea Selatan, di satu gereja seorang wanita menyebarkan kepada banyak sekali orang. Ada penyebaran itu hanya bersifat klaster-klaster kecil, satu menginfeksi ribuan orang lainnya, ini ternyata bisa super spreader," pungkasnya.

 

 

Berita Lainnya
×
tekid