BMKG: Waspadai curah hujan tinggi untuk satu pekan ke depan

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi, curah hujan tinggi akan terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia untuk satu pekan ke depan.

"Dalam satu minggu ke depan, kami memprediksi ada penguatan curah hujan di bagian Indonesia di Barat dan Selatan," kata Kepala Sub Bidang Peringatan Dini Iklim Kedeputian Klimatologi BMKG, Supari, di Kantor BNPB, Jakarta Timur, Jumat (31/1).

Adapun wilayah yang diprediksi mempunyai curah hujan tinggi dalam satu pekan ke depan ialah, Sumatera bagian Selatan, seluruh Pulau Jawa, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Papua.

"Sedangkan, wilayah yang diprakirakan mengalami curah hujan rendah pada Februari, seperti di Aceh Timur, Sumatera Utara bagian Timur, dan Riau," ucapnya.

Selain itu, BMKG juga memprediksi beberapa perairan Indonesia akan mengalami gelombang tinggi sebesar 2,5 meter hingga empat meter. Adapun perairan itu ialah Laut Natuna Utara, Perairan Utara Kepulauan Anambas, hingga Samudera Hindia Selatan Jawa.

"Menghadapi periode hujan tinggi di Februari hingga Maret 2020, perlu mewaspadai potensi banjir di wilayah Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, dan Papua," tandas Supari.

Di tempat yang sama, Kepala Bidang Mitigasi Gerakan Tanah PVBMG Badan Geologi KESDM, Agus Budianto memprediksi, adanya peningkatan pergerakan tanah pada Februari. Hal ini, akan berakibat terjadinya bencana tanah longsor.

"Beberapa wilayah potensi tinggi seperti Jawa, Bali, NTB dan NTT. Untuk (potensi pegerakan tanah) Sulawesi, seluruh wilayahnya, dan utamanya daerah terdampak gempa Palu 2018. Kemudian Maluku, Papua, Aceh, Sumatera Barat, Bengkulu, Lampung bagian Barat, Sumatera Selatan, dan Kalimantan Tengah bagian Utara," ucap Agus.

Kendati demikian, Agus mengajak masyarakat dapat mengantisipasi bencana akan terjadinya tanah longsor. Dia mengimbau, pemerintah daerah dapat menyiapkan tim tanggap darurat.

"Aktifkan kontinjensi dan tim tanggap darurat, menguatkan pemantauan dengan menyiapkan jaringan komunikasi, dan memperkuat peran BPBD daerah ataupun kota," tutup Agus.