sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

BNPB: 3.253 bencana terjadi di Indonesia dalam setahun

Berdasarkan perhitungan Kemenkeu, kerugian material rerata sebesar Rp22,8 triliun per bencana.

Manda Firmansyah
Manda Firmansyah Rabu, 03 Mar 2021 16:17 WIB
BNPB: 3.253 bencana terjadi di Indonesia dalam setahun

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, sebanyak 3.253 bencana terjadi di Indonesia dalam setahun rentang Februari 2020-Februari 2021. Musibah yang terjadi meliputi gempa bumi, tsunami, erupsi gunung berapi, karhutla, banjir, tanah longsor, hingga angin puting beliung.

"Ini artinya, setiap hari setidaknya ada sembilan kejadian bencana yang terjadi,” ujar Kepala BNPB, Doni Monardo, dalam pembukaan Rapat Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana (Rakornas PB) 2021, Rabu (3/3).

Ia mengingatkan, setiap kejadian bencana senantiasa diiringi kehilangan harta benda dan jatuhnya korban jiwa. Berdasarkan perhitungan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) kerugian material rerata Rp22,8 triliun per bencana. "Itu angka yang sangat besar."

Sementara, rata-rata korban jiwa akibat bencana dalam 10 tahun terakhir mencapai 1.183 orang. Karenanya, Bank Indonesia (BI) memasukkan Indonesia sebagai salah satu dari 35 negara di dunia yang memiliki risiko tertinggi kejadian bencana.

BNPB, sambung Doni, telah mengikuti arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam Rakornas PB 2020 lalu. Bersinergi dengan instansi pemerintah lain hingga TNI-Polri untuk memitigasi dan kesiapsiagaan bencana serta perencanaan pembangunan berdasarkan pengurangan risiko bencana, misalnya.

BNPB pun telah melibatkan pakar untuk memprediksi ancaman, memperkuat sistem peringatan dini, hingga mengadakan edukasi kebencanaan.

Juru bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito, sebelumnya menyebut, ancaman penularan Covid-19 menjadi beban ganda dalam penanganan evakuasi korban terdampak bencana. Pandemi pun berpotensi memperburuk keadaan, apalagi respons seseorang saat bencana cenderung berada dalam jarak yang berdekatan (berdesakan). "Karena tempat yang terbatas, misalnya lokasi evakuasi maupun untuk mendapatkan rasa aman dan nyaman."

Menurutnya, menjaga jarak untuk mencegah penularan Covid-19 merupakan tantangan tersendiri dalam proses evakuasi. Di sisi lain, terdapat berbagai ancaman penyakit umum lainnya di lokasi pengungsian, seperti gangguan pencernaan (diare) hingga stres.

Sponsored
Berita Lainnya
×
tekid