sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

BNPB akui banyak hambatan dalam menangani Covid-19

Keterbatasan SDM, alkes, dan faskes menjadi kendala penanganan Covid-19.

Manda Firmansyah
Manda Firmansyah Rabu, 20 Mei 2020 11:36 WIB
BNPB akui banyak hambatan dalam menangani Covid-19

Badan Nasional Penaggulangan Bencana (BNPB) mengakui, penanganan coronavirus baru (Covid-19) di Indonesia terhambat banyak keterbatasan. Dari tenaga medis, rumah sakit (RS), hingga alat kesehatan (alkes).

Deputi Bidang Pencegahan BNPB, Lilik Kurniawan, menyatakan, kenyataan tersebut diperburuk belum adanya vaksin. Sekalipun ditemukan, belum tentu cocok dengan orang Indonesia.

Karenanya, pencegahan menjadi prioritas dan masyarakat diminta menjadi garda terdepan dalam memerangi Covid-19. Sedangkan tenaga medis, sebagai benteng terakhir.

"Narasi inilah yang kita kembangkan. Kami tidak mengandalkan tenaga medis dan dokter sebagai benteng terdepan," ujarnya dalam diskusi virtual, Rabu (20/5).

Dia mengungkapkan, ada 1.936 dokter paru di Indonesia. Jika dibandingkan dengan rasio penduduk, setiap dokter harus melayani 1,2 juta orang.

Indonesia juga defisit alat pelindung diri (APD), ventilator, hingga polymerase chain reaction (PCR). Bahkan, beberapa RS darurat dibangun mendadak untuk mengurangi penumpukan pasien.

Untuk mencegah Covid-19, lanjut Lilik, BNPB mengedepankan edukasi, sosialisasi, dan mitigasi. Ketiga strategi itu dilakukan bersama seluruh elemen masyarakat.

Edukasi disampaikan dengan memperhatikan budaya, kearifan lokal, hingga bahasanya. Kuncinya, memperkuat imunitas tubuh dan disiplin berperilaku sehat, seperti mengonsumsi makanan bergizi, berjemur, tidak panik, menghindari kerumunan, dan beraktivitas di rumah.

Sponsored

Sedangkan sosialisasi, disampaikan dengan tepat dan multimoda dari ulama, tokoh masyarakat, budayawan, musisi, sampai akademisi. Upaya konvensional secara tata muka dilakukan secara bertahap.

Untuk mitigasi, dilakukan pemerintah dengan melibatkan berbagai lembaga dan media. Strateginya mempertimbangkan proses penularan, sehingga "memainkan" narasi jaga jarak, memakai masker, dan cuci tangan menggunakan sabun.

Dirinya mengingatkan, kunci pencegahan Covid-19 bersandar masyarakat. Dus, mesti disiplin menjalankan protokol kesehatan dan saling mengingatkan.

"Kami berharap, yang sehat tetap sehat karena kami masih menyakini, lebih dari 90% masyarakat kita saat ini masih sehat. Jangan sampai mereka menjadi sakit," ucap Lilik.

"New normal akan menjadi bagian dari kehidupan kita. Kita akan masuk pada tatanan kehidupan yang berdampingan dengan Covid-19," tutupnya.

Berita Lainnya
×
tekid