sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

BNPT sebut penyerangan Ade Armando mirip pola pikir teroris

BNPT kecam kekerasan terhadap Ade Armando yang diduga oleh kelompok takfiri.

Marselinus Gual
Marselinus Gual Selasa, 12 Apr 2022 15:26 WIB
BNPT sebut penyerangan Ade Armando mirip pola pikir teroris

Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Ahmad Nurwakhid, mengecam aksi penyerangan dan pengoroyokan terhadap pegiat media sosial Ade Armando. Menurutnya, pelaku pengeroyokan Ade Armando saat demo 11 April di Gedung DPR memiliki pola pikir yang mirip dengan kelompok terorisme. 

Menurut Nurwakhid, dalam video yang memperlihatkan peristiwa pengeroyokan Ade Armando, terdengar dengan lantang sejumlah pelaku mengucapkan kalimat tauhid. Bahkan, sebagian yang lain sambal bersorak 'halal darah' Ade Armando untuk dibunuh. 

"Kekerasan atas nama apa pun, termasuk dengan cara membajak dan memanipulasi ajaran agama merupakan kejahatan yang harus dikecam dan dikutuk. Ini menjadi pelajaran bagi kita bersama, terkadang seseorang mudah mendalihkan kekerasan dan halal darah seseorang untuk kepentingan tertentu," kata Nurwakhid dalam keterangan tertulis, Jakarta, Selasa (21/4).

Nurwakhid menjelaskan, dengan pola pikir mirip terorisme, pelaku selalu membenarkan segala tindakan kekerasan yang dilakukan dengan mempolitisasi dan memanipulasi dalil agama. Bahkan, ia menduga para pelaku kekerasan terhadap Ade Armando terpapar virus takfiri yang mudah mengkafirkan yang berbeda.

Pandangan takfiri merupakan salah satu karakteristik kelompok radikal terorisme selama ini. Kelompok yang memiliki pola pemahaman itu akan menghalalkan darah yang dianggap kafir.

"Kita sudah banyak belajar dari pengalaman kelompok teroris yang selalu membajak ajaran agama untuk tindakan kekerasan. Nampaknya, pola ini sudah mempengaruhi masyarakat yang dengan mudah membawa dalil-dalil agama untuk membanggakan tindakan anarkisme ruang publik," ujar Nurwakhid. 

Karenannya, Nurwakhid mengatakan, dirinya mengutuk keras aksi kekerasan terhadap Ade Armando. Baginya, kekerasan dan anarkisme di ruang publik seperti ini bukan cara masyarakat beradab, tetapi ciri kelompok ekstremisme yang pro kekerasan.

"Kekerasan dalam bentuk dan atas nama apa pun bukan cerminan sikap dan warisan leluhur bangsa ini serta nyata bertentangan dengan nilai-nilai agama. Kami secara tegas mengutuk cara-cara barbar yang dipentaskan oleh sekelompok orang di ruang publik seperti ini," ucap Nurwakhid.

Sponsored

Untuk diketahui, Ade Armando dihajar massa saat menyaksikan aksi demonstrasi mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) di depan gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (11/4).

Dalam sebuah video yang beredar di media sosial tampak Ade Armando sempat terlibat cekcok dengan seorang wanita. Namun tidak jelas kapan waktunya. Kemudian di video lain, terlihat ia berusaha dievakuasi keluar dari kerumunan demonstran. Massa di sekitar mulai beringas. Satu per satu mulai menyerang Ade.

Aksi itu coba dilerai beberapa orang di sekitarnya, namun situasi semakin kacau dan jumlah orang yang mengeroyoknya semakin banyak. Ade pun terkapar setelah mendapat pukulan bertubi-tubi.

Dalam video yang beredar, tampak pria berkaca mata menyebutkan Ade Armando mati. Bahkan dengan nada provokasi, pria yang terlihat dalam aksi pengeroyokan Ade Armando itu mengatakan, polisi menembaki massa.

"Ade Armando sudah mati dikeroyok massa. Sekarang kita ditembaki sama polisi," katanya seperti terekam dalam video unggahan akun Twitter @nafisahtanjung.

"Turun semua, turun semua yang di Jakarta," ucap pria itu ditimpali pria berpeci yang memeriakan takbir.

Berita Lainnya
×
tekid