sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

BPN: Indonesia Barokah tak akan gembosi elektabilitas Prabowo-Sandi

"Masyarakat sudah cukup cerdas, karena tabloid bukan satu-satunya sumber bacaan."

Gema Trisna Yudha
Gema Trisna Yudha Kamis, 24 Jan 2019 08:04 WIB
BPN: Indonesia Barokah tak akan gembosi elektabilitas Prabowo-Sandi

Badan Nasional Pemenangan Pemilu pasangan calon presiden dan wakil presiden (capres dan cawapres) nomor urut 02, Prabowo-Sandiaga Uno, menyatakan tak risau dengan peredaran tabloid Indonesia Barokah. Direktur Materi dan Debat BPN, Sudirman Said, mengatakan mereka yakin ribuan eksemplar tabloid yang beredar di sejumlah masjid di Ciamis dan Tasikmalaya, Jawa Barat, tak akan menurunkan elektabilitas Prabowo-Sandi.

Menurutnya, masyarakat saat ini sudah mampu menyaring informasi yang didapat. Apalagi, masyarakat juga sudah mengetahui sumber informasi lain.

"Masyarakat sudah cukup cerdas, karena tabloid bukan satu-satunya sumber bacaan. Mereka nonton tv, punya medsos, punya akses kepada jejaring internet," kata Sudirman Said di Jakarta, Rabu (23/1).

Karena itu, dia meyakini, peredaran tabloid yang berisi tulisan-tulisan yang menyudutkan Prabowo-Sandi, tak akan membuat elektabilitas keduanya menurun. Bagi dia, keberadaan tabloid ini merupakan upaya pihak tertentu untuk melakukan serangan terhadap Prabowo-Sandi.

Namun Sudirman menekankan, serangan tersebut dilancarkan secara membabi buta. Menurutnya, serangan yang dilakukan secara membabi buta dilakukan oleh pihak-pihak yang takut kalah.

"Kalau menyerang terlalu bombastis, katanya yang menyerang itu tanda-tanda tidak secure. Saya pernah dengar penuturan seorang ahli perilaku hewan. Hewan yang menyerang itu, tanda hewan itu sedang tidak nyaman, sedang tidak aman. Jadi melakukan tindakan begitu," katanya.

Meski demikian, Sudirman menyerahkan pada masyarakat untuk menilai perkara ini. Dia justru mengajak pihak-pihak yang melakukan kampanye hitam seperti itu, untuk mengadu gagasan dan program untuk memajukan Indonesia lima tahun ke depan. 

"Itu cara-cara primitif menurut saya dan sudah dari awal saya mengatakan, ayo kita adu gagasan, adu kebaikan, adu pesan-pesan baik, jangan menyebarkan hal begitu. Biar masyarakat menilai. Nggak mungkin kan kita bikin sendiri, yang bikin kan pasti orang lain. Jadi biar saja," kata Sudirman. (Ant)

Sponsored
Berita Lainnya
×
tekid