sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

BPPTKG: Gunung Merapi masuk awal fase erupsi

Berdasarkan persebaran gempa, Merapi telah memuntahkan 40 kali guguran material yang bercampur hingga hari ini.

Andi Adam Faturahman
Andi Adam Faturahman Selasa, 05 Jan 2021 20:22 WIB
BPPTKG: Gunung Merapi masuk awal fase erupsi

Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mendapati kemunculan lava pijar atau api diam di puncak atau kawah Gunung Merapi saat melakukan pemantauan. Ini disinyalir menjadi sumber pijaran yang terekam kamera pengawas (CCTV) dan kamera termografis sejak 31 Desember 2020.

“Kemarin sampai tanggal 31 Desember malam, itu ada satu fenomena di mana kita bisa melihat adanya pijaran atau hembusan sinar yang suhunya panas. Teryata pijaran atau sinar yang tampak dari CCTV kita dan dari kamera termografis (thermal camera) ini tidak berhenti dan akhirnya kemarin, tanggal 4 Januari, muncul api diam atau lava pijar. Kita bisa lihat itu di lava kawah 97,” ungkap Kepala BPPTKG, Hanik Humaida, saat telekonferensi, Selasa (5/1).

Berdasarkan persebaran gempa (seismisitas), sambungnya, Merapi telah memuntahkan 40 kali guguran material yang bercampur antara guguran material lama-baru hingga hari ini.

Menyangkut kubah lava baru, diduga merupakan magma baru yang bagian atasnya terdapat material lama apabila diihat secara fisik. Namun, masih diperlukan pemantauan lanjutan tentang pengembangan untuk memastikan itu kubah lava baru atau bukan.

"Yang terpenting adalah intensitas gugurannya karena intensitas guguran menjadi salah satu indikator adanya aktivitas pergersakan magma yang terus menuju permukaan," jelasnya.

Hanik menambahkan, erupsi kali ini agak sedikit berbeda dengan kejadian pada 2006. Kala itu, kemunculan kubah lava menyebabkan terjadinya penurunan gempa vulkanik dangkal (VTB), berhentinya deformasi, dan meningkatnya gempa yang terjadi di kubah lava (MP) menyusul adanya pertumbuhan kubah lava.

“Jadi perbedaan dengan 2006 itu, adalah pada saat magma ini menuju ke permukaan munculnya kubah lava itu MP masih meningkat, tetapi deformasi dan juga VTB berhenti.Nah, ini bedanya dengan yang sekarang ini, kan, sudah ada indikasi magma sudah naik ke permukaan, tapi VTB dan electronic distance maisurement (EDM) ini masih terjadi," paparnya.

Di sisi lain, dia mengingatkan, potensi ancaman muntahan guguran tidak hanya akan menuju ke arah barat daya meskipun menjadi arah kecenderungan guguran. Adanya deformasi di arah barat juga patut diwaspadai lantaran tidak mungkin potensi ancaman guguran tidak mengarah ke sana.

Sponsored

“Saya sampaikan kembali lagi, bukaan kawah ini adalah ke Gendol. Jadi, ke arah tenggara pun masih punya potensi karena diameter kawah ini hanya 400 meter. Kalo muncul pun di tengah-tengah itu hanya jaraknya cuma 200 meter dari bibir bukaan kawah. Untuk itu, potensinya juga ada ke Gendol walaupun ini potensi yang sering kita sampaikan adalah ke barat daya juga,” paparnya.

Karenanya, pemerintah daerah (pemda) sekitar diharapkan mempersiapkan upaya mitigasi akibat letusan Merapi. Pun meminta aktivitas wisata dan penambangan di sekitar maupun alur sungai dalam kawasan rawan bencana (KRB) III dihentikan sementara.

Kemudian, masyarakat diimbau tidak terpengaruh dengan informasi yang beredar dan tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Hanik menegaskan, dirinya maupun BPPTKG tak pernah menyatakan letusan tahun ini akan lebih besar dari insiden pada 2010.

“Ini mungkin adalah berita yang selalu beredar. Ini saya tegaskan, bahwa insyaaallah, bahwa dari gejala data yang ada, itu tidak lebih besar dari 2010,” tutupnya.

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid