sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

BPS: 55% masyarakat tak patuhi protokol kesehatan

Faktor pendidikan ikut mempengaruhi persepsi masyarakat akan bahaya Covid-19.

Angelin Putri Syah
Angelin Putri Syah Senin, 28 Sep 2020 18:41 WIB
BPS: 55% masyarakat tak patuhi protokol kesehatan

Survei Badan Pusat Statistik (BPS) terhadap perilaku masyarakat di masa pandemi Covid-19, periode 7 hingga 14 September 2020, mencatat sebanyak 55% masyarakat tidak mematuhi protokol kesehatan karena tak ada sanksi.

“Dari 90.967 responden, lebih dari setengah responden (55%) berpendapat bahwa tidak ada sanksi menjadi alasan masyarakat untuk tidak menerapkan protokol kesehatan,” ujar Kepala BPS Kecuk Suhariyanto dalam konferensi pers virtual, Senin (28/9).

Meski demikian, lanjut Kecuk, sebanyak 92% masyarakat sudah memakai masker. Sementara untuk masyarakat yang menjaga jarak dan cuci tangan berada di angka 75%.

Dia menambahkan, enggannya masyarakat untuk memakai masker dipicu oleh tiadanya kejadian kasus Covid-19 di lingkungan sekitar, termasuk alasan pekerjaan dan lainnya. Namun, jika terjadi kasus infeksi Covid-19 di lingkungan sekitar, lanjut Kecuk, 45% responden mengatakan akan memperketat protokol kesehatan di lingkungannya.

“Jika dibanding survei April, angka ini meningkat 8%. Namun kepatuhan mencuci tangan dan jaga jarak mengalami penurunan,” ujarnya.

Faktor pendidikan, sambung Kecuk, mempengaruhi persepsi masyarakat akan bahaya Corona. “Semakin tinggi tingkat pendidikan, semakin mereka meyakini bahwa Covid-19 berbahaya dan mudah menular,” tambahnya.

Menanggapi survei tersebut, Ketua Satgas Penanganan Covid19 Doni Monardo mengatakan bahwa pihkanya telah menerapkan beberapa sanksi bagi masyarakat yang tidak menerapkan protokol kesehatan.

Di sisi lain, pihaknya menekankan pentingnya data, kajian dan survei dalam menekan laju penularan Covid-19.

Sponsored

“Berbeda dari flu burung dan flu babi yang perantaranya adalah hewan. Covid ini media transmisinya adalah manusia. Sehingga perlu mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat terhadap ancaman Covid,” ujar Doni dalam kesempatan yang sama.

Menurut Doni, menangani pandemi tidak bisa sepenuhnya bergantung kepada tenaga medis karena masyarakat merupakan garda terdepan.

"Pencegahan harus mulai dari masyarakat, sedangkan tenaga medis adalah garda terakhir atau benteng,” katanya.

Survei BPS ini menggunakan rancangan Non- Probability Sampling yang merupakan kombinasi dari Convenience, Voluntary dan Snowball Sampling untuk mendapatkan respon partisipasi sebanyak-banyaknya dalam kurun waktu 1 minggu.

Jumlah responden survei didominasi oleh usia produktif di bawah 45 tahun dan 61% di antaranya berpendidikan minimal D-IV dan S1.

Berita Lainnya
×
tekid