sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Brimob asal Maluku, ditugaskan dari kampung halaman demi keamanan Jakarta

Seperti halnya Abel, anggota Brimob asal Maluku lainnya, Lestaluhu pun merindukan keluarga kecilnya di kampung halaman.

Manda Firmansyah
Manda Firmansyah Senin, 27 Mei 2019 19:22 WIB
Brimob asal Maluku, ditugaskan dari kampung halaman demi keamanan Jakarta

Beberapa anggota Korps Brigade Mobil (Brimob) masih berjaga di depan Gedung Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), Jalan Thamrin, Jakarta Pusat, Minggu (26/5). Di seberang gedung tersebut, persis di depan pusat perbelanjaan Sarinah, sejumlah anggota Brimob lainnya tengah bercakap-cakap.

Brimob merupakan kesatuan operasi khusus milik Kepolisian Indonesia. Tugas utama mereka, antara lain penanganan terorisme, kerusuhan, penegakan hukum berisiko tinggi, pencarian dan penyelamatan, penyelamatan sandera, dan penjinakan bom.

Warga yang simpati membagikan bunga mawar plastik. Setidaknya, beberapa hari belakangan ini, warga begitu mengapresiasi para petugas dengan membagikan bunga dan makanan gratis untuk berbuka puasa.

Usai aksi 22 Mei 2019 yang meletupkan kerusuhan, para anggota Brimob itu belum diperintahkan balik kanan. Mereka masih harus melaksanakan tugas mengawal gugatan sengketa Pemilu 2019 di Mahkamah Konstitusi, dan menjaga objek vital di ibu kota. Selain di depan Gedung Bawaslu, aparat masih disiagakan di Komisi Pemilihan Umum (KPU), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Istana Negara, dan Mahkamah Konstitusi (MK).

Abel merupakan salah seorang petugas Brimob asal Maluku yang ditugaskan di depan Gedung Bawaslu. Sejak 21 Mei 2019, ia bersama empat batalion Brimob dari Maluku sudah ditugaskan di sekitar Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta.

Sejumlah Korps Brimob beraktivitas di depan gedung Bawaslu pascakerusuhan di Jalan MH Thamrin, Jakarta, Kamis (23/5). /Antara Foto

“Dari Ambon ke sini tiga jam 15 menit. Sebelumnya ditugaskan di Maluku Tenggara, kemudian dipindahkan ke Ambon selama dua hari, dan berlanjut ke sini,” ujar Abel saat berbincang dengan reporter Alinea.id, Minggu (26/5).

Hingga kini, Abel ditugaskan di depan Gedung Bawaslu. Ia mengaku, tugasnya memang berat dan membosankan. Padahal, ia sangat rindu keluarga di kampung halamannya.

Sponsored

“Dinikmati saja. Sebetulnya rindu dengan yang di rumah, orang tua, istri, dan anak. Ini tugas, mau bagaimana lagi,” tuturnya.

Seperti halnya Abel, anggota Brimob asal Maluku lainnya, Lestaluhu pun merindukan keluarga kecilnya di kampung halaman. Akan tetapi, ia bersyukur, meski terpaksa Lebaran di perantauan karena tugas.

“Kita tugas saja ibadah toh. Apalagi ini bulan puasa. Semoga tidak terjadi apa-apa yah. Biar aktivitas warga kembali lancar,” kata Lestaluhu.

Sebelum berbincang, Lestaluhu baru saja menerima telepon dari istrinya. Sang istri khawatir setelah membaca berita kerusuhan yang melanda Jakarta. Lestaluhu dan istrinya sama-sama anggota Brimob. Mereka dikarunia dua anak.

Bagi Lestaluhu, pekerjaan sebagai anggota Brimob merupakan bagian dari takdir Tuhan. Padahal, ia sebelumnya bercita-cita menjadi seorang pemain sepak bola.

“Dia ini (Lestaluhu) adik dari pemain sepak bola timnas Indonesia, Rizky Ramdani Lestaluhu,” ujar Abel.

Rizky Ramdani Lestaluhu adalah pemain sepak bola dari kesebelasan Persija Jakarta. Sejak 2014, ia langganan masuk tim nasional sepak bola Indonesia.

Belajar dari kerusuhan di Maluku

Anggota kepolisian menjaga keamanan di kawasan Slipi, Jakarta Barat, Rabu (22/5). /Antara Foto.

Pada 27 Mei 2019, Kepolisian Daerah Jawa Barat (Polda Jabar) menangkap pelaku penyebar hoaks berinisial YHA yang menyebut anggota Brimob mirip tentara China di Majalengka, Jawa Barat. Tersangka menyebarkan foto anggota Brimob yang tengah bertugas menggunakan akun WhatsApp pada 21 Mei 2019, dengan keterangan yang ditulis bahwa seorang anggota Brimob ialah tentara China.

Menanggapi hal itu, Abel santai. Ia mengatakan, wajar bila ada orang yang membenci Brimob. “Yang penting kita kerja sesuai aturan. Kalau ada tugas, ya kita laksanakan. Biarpun mereka suka ataupun tidak suka. Yang penting kita laksanakan tugas,” ujarnya.

Sesungguhnya, menurut Abel, hoaks semacam ini sekadar ingin mengacaukan Jakarta. Ia menuturkan, segelintir orang tak mau negara aman dan damai. Namun, Abel menjelaskan, dirinya sudah biasa menangani kekacauan di Ambon.

“Di Ambon senjata berduel dengan senjata. Bahkan, ada bom juga. Sudah biasa jadinya. Apalagi kalau cuma mercon,” katanya.

Kerusuhan di Ambon terjadi pada terjadi pada awal 1999 hingga 2002. Konflik sektarian di Maluku ini merupakan pertikaian etnis-politik yang melibatkan agama. Konflik yang menelan ribuan korban jiwa itu berakhir setelah penandatanganan Piagam Malino II pada 13 Februari 2002.

Lestaluhu mengatakan, konflik di Maluku biasanya bukan dipantik agama, tetapi persoalan agraria. Ia menuturkan, provokator sangat bertanggung jawab atas kerusuhan besar dan berlarut-larut di Maluku dahulu.

“Dulu, Muslim bakar masjid, yang dituduh orang Kristen. Sementara orang Kristen bakar gereja, yang dituduh orang Muslim. Saat itu, provokator yang main,” tuturnya.

Bercerita kampung halamannya, Lestaluhu kembali rindu suasana bulan Ramadan dan Lebaran di Maluku. Ia rindu semangat toleransi pascakerusuhan panjang di Ambon manise. Di sana, kata Lestaluhu, ada perayaan yang dilangsungkan bergantian di rumah ibadah.

Sejumlah personel kepolisian berbuka puasa bersama usai pengamanan aksi damai di Jalan MH Thamrin, Jakarta, Jumat (24/5). /Antara Foto.

Misalnya, minggu pertama, kaum Muslim dan Nasrani berkumpul di gereja merayakan bulan Ramadan. Orang Nasrani meniup terompet, sedangkan kaum Muslim menabuh gendang.

“Kami melantunkan selawat Nabi pakai gendang dan terompet,” kata Lestaluhu.

Lantas, katanya, di minggu kedua, gantian mereka berkumpul di masjid. Ketika malam takbiran, yang Muslim sibuk takbiran, sedangkan umat Nasrani ikut menjaga. Sebaliknya, ketika Natal, Muslim menjaga perayaan itu.

Setelah kerusuhan 21-23 Mei 2019, Abel mengaku bertugas nyaris seharian. Namun, ia menegaskan, masyarakat tak perlu takut karena kondisinya sudah aman. Lestaluhu pun menyimpulkan, situasi kini sudah kondusif.

Lestaluhu bersyukur, kerusuhan tak meluas, selain di Petamburan, Slipi, Tanah Abang, dan Jalan Thamrin. Ia berharap, kejadian serupa tak terulang lagi. Sebab, bisa menghambat aktivitas warga.

“Aksi tak masalah, menyuarakan aspirasi sebagai warga Indonesia memang adalah hak mereka. Tapi, yang penting jangan menimbulkan kerusuhan. Aksi yang biasa-biasa saja. Mudah-mudah ke depannya tidak seperti itu lagi,” ujarnya.

Berita Lainnya
×
tekid