sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Covid-19, agamawan dan budayawan Forum Risalah surati Jokowi

Tokoh Forum Risalah menyampaikan sejumlah pesan ke Jokowi.

Akbar Ridwan
Akbar Ridwan Rabu, 01 Apr 2020 19:39 WIB
Covid-19, agamawan dan budayawan Forum Risalah surati Jokowi

Forum Risalah Jakarta menyurati Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait penanganan Covid-19. Surat tersebut berisi sejumlah pesan, yakni: Pertama, meminta terjaminnya kerja sama seluruh lapisan masyarakat.

Kedua, tercukupinya pengadaan sarana dan alat kesehatan. Ketiga, terpenuhinya kepatuhan hukum semua pihak saat keadaan luar biasa.

Keempat, terjaminnya keamanan sosial dan masyarakat pekerja, dan terakhir terpenuhinya kerjasama internasional dan asistensi negara lain. 

Penggagas Risalah Jakarta, Haidar Bagir mengatakan pihaknya juga mengimbau kepada komponen bangsa untuk terus bersolidaritas di tengah pandemi Covid-19.

“Berdayakanlah keberadaan tokoh agama, pemuka adat, budayawan, tokoh publik, artis, dan para pemilik pengaruh besar untuk bersama-sama melakukan kampanye menghadapi pandemi Covid-19,” kata Haidar Bagir dalam keterangannya, Jakarta, Rabu, (1/4).

Sementara fasilitator Risalah Jakarta, Alissa Wahid mengatakan pemerintah perlu memastikan sarana dan prasarana memadai. Hal itu bisa dilakukan dengan membangun sejumlah rumah sakit darurat di pusat dan daerah, beserta keperluan alat-alat medis.

“Jika perlu, siapkan rumah-rumah sakit lapangan untuk merawat pasien yang terinfeksi Covid-19 secara ringan. Izinkanlah rumah-rumah sakit yang telah menyatakan siap untuk melakukan rapid test dan percepatlah perolehan hasil tesnya," ujar putri Abdurrahman Wahid atau yang akrab disapa Gus Dur itu.

Dia menambahkan, perlu diterapkan teknologi manajemen data dan informasi yang terintegrasi antarrumah sakit. Hal ini dipandang perlu agar terjadi koordinasi yang mampu mengatasi kelangkaan obat-obatan, alat kesehatan, dan alat pelindung diri atau APD.

Sponsored

Selain itu, Alissa meminta agar pemerintah mempertimbangkan usul karantina wilayah sejauh yang diharuskan oleh urgensi situasi, durasi, cakupan geografis dan ruang lingkup.

“Sederhanakanlah perizinan pemerintah demi kebutuhan gerak cepat. Bangunlah rasa kemendesakan maupun kepekaan akan krisis pada masyarakat, terutama agar mengikuti keharusan jaga jarak, jaga kebersihan, dan tinggal di rumah yang penerapannya masih sangat kurang," katanya.

Tokoh Risalah lainnya Usman Hamid menyampaikan, imbauan berpergian termasuk kerja di rumah dan pembatasan forum publik dapat berdampak buruk bagi masyarakat untuk bekerja. Khususnya, masyarakat yang bekerja informal dan pendapatannya harian.

Oleh sebab itu, dia mendesak agar pemerintah mendorong Kamar Dagang dan Industri Indonesia, Asosiasi Pengusaha Indonesia, dan semua perusahaan agar memperbolehkan karyawannya bekerja di rumah.

“Kecuali perusahaan penyedia kebutuhan kesehatan dan esensial (pangan). Doronglah aktor nonpemerintah, termasuk dunia usaha, yang punya kemampuan memproduksi kebutuhan esensial, dengan sebuah insentif," ucap Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia itu.

Di sisi lain, Usman mencontohkan situasi kepulangan para pekerja sektor informal dengan adanya kebijakan kerja dari rumah. Dia meminta pemerintah memastikan semua rakyat memiliki akses jaminan sosial, termasuk upah sakit, perawatan kesehatan dan cuti orang tua.

Sebab, jika mereka sakit, di karantina, atau harus merawat anak yang ditutup sekolahnya, mereka juga akan menghadapi tantangan tambahan dalam mengakses pengujian dan perawatan.

"Dana desa bisa dimanfaatkan untuk pengadaan stok sembako berbasis RW atau desa khusus untuk keluarga tak mampu, dengan melibatkan partisipasi masyarakat," kata Usman.

Forum ini beranggotakan para agamawan, budayawan, akademisi, aktivis, dan penggiat seni lintas generasi, di antaranya Haidar Bagir, Weinata Sairin, Franz Magnis Suseno, Bhikku Jayamedho, Lukman Hakim Saifuddin, dan KH D. Zawawi Imron.

Lalu Taufik Abdullah, KH. Agus Sunyoto, John A Titaley, Romo Mudji Sutrisno, MPU Suhadi Sendjaja, Pdt. Henriette T. Lebang, Yudi Latif, N. Udayana S, Uung Sendana Linggaraja, KH M. Jadul Maula, Acep Zamzam Noor, Zastrow Al Ngatawi, Lies Marcoes, Fatin Hamama dan Usman Hamid.

Ada pula Inaya Wahid, A Suaedy, A Rumadi, Arie Kriting, Agus Noor, Kalis Mardiasih, Alissa Wahid, M. Syafi Alielha, Garin Nugroho, Adung Abdul Rochman, Hadi Rahman, Helmi Hidayat, Wahyu Muryadi, A. Romzy, Ulil Abshar Abdalla, Anggia Ermarini dan Sunanto.

Berita Lainnya
×
tekid