sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Ekonom: Covid-19 dorong ketergantungan teknologi

Pandemi berpengaruh terhadap pola pikir dan pola pembangunan, baik nasional maupun global.

Valerie Dante
Valerie Dante Sabtu, 27 Mar 2021 19:48 WIB
Ekonom: Covid-19 dorong ketergantungan teknologi

Pakar ekonomi dan mantan Menteri Perhubungan Emil Salim menyatakan pembangunan nasional setelah Covid-19 akan mengalami perubahan dengan meningkatnya ketergantungan terhadap teknologi.

Dia menambahkan, pandemi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pola pikir dan pola pembangunan, baik nasional maupun global.

"Karena itu, pola pikir dan rencana pembangunan sebelum Covid-19 belum tentu dapat dilanjutkan pascapandemi," ungkapnya dalam diskusi online 'Ekonomi Politik dan Pembangunan Indonesia yang Berkelanjutan' pada Sabtu (27/3).

Emil menekankan Covid-19 telah memukul ekonomi dan menimbulkan dampak yang begitu besar sehingga pabrik-pabrik harus menyesuaikan diri.

Penyesuaian terbesar, sambungnya, adalah penerapan bekerja dengan jarak atau dengan praktik social distancing, serta bekerja dari rumah.

"Dampak ini besar bagi para buruh, pekerja, dan mereka yang lazim bekerja secara normal," tuturnya.

Lebih lanjut dia menuturkan Covid-19 memaksa adanya jarak antarmanusia dan melahirkan kebutuhan mengembangkan teknologi untuk menopang ekonomi.

"Perlu disadari Covid-19 menimbulkan perubahan penting dalam cara bekerja dengan teknologi yang lebih banyak berperan," kata dia.

Sponsored

Emil menyampaikan pandemi juga mengubah hubungan antarmanusia. Masyarakat yang tadinya menjunjung tinggi kebersamaan, kini tidak boleh berkumpul.

Oleh karena itu, ujarnya, Covid-19 juga menyebabkan perubahan terkait faktor sosial.

"Di seluruh dunia, muncul norma-norma kerja baru yang membutuhkan peralatan, cara, dan elemen pendukung berupa teknologi yang menunjangnya," lanjutnya.

Emil meminta agar masyarakat tidak meremehkan pengaruh dari Covid-19 terhadap ekonomi dan kehidupan sosial.

Menurutnya, kehidupan pascapandemi akan mengadopsi new normal life system, bukan the established life system yang sudah ada sebelum Covid-19.

Dalam perubahan yang terjadi, Emil menyatakan bahwa sains atau ilmu pengetahuan juga akan menjadi dominan. Dia menjelaskan, perkembangan pembangunan akan membawa dampak besar bagi industri 4.0 yakni ekonomi digital.

"Industri 4.0 ini arahnya kepada robotika di mana kemampuan atau daya inteligensi manusia digantikan oleh tekonologi," sebutnya. "Tidak ada lagi tenaga manusia, tetapi tenaga otak."

Terkait hal ini, Emil menilai Indonesia tertinggal jauh. Mengutip survei Programme for International Student Assessment (PISA), dia mengatakan, dari daftar 70 negara dengan pelajar yang berkemampuan tinggi dalam hal sains, Indonesia menempati posisi ke-64.

Sementara itu, negara yang pelajarnya paling maju dalam bidang sains dan ilmu pengetahuan adalah China, diikuti oleh Singapura di posisi kedua.

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid