sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Dampak Covid-19, Kemenkes: Indonesia sulit bebas AIDS pada 2030

Indonesia menargetkan tiga indikator bebas AIDS tercapai 90% pada 2030.

Manda Firmansyah
Manda Firmansyah Rabu, 23 Jun 2021 12:39 WIB
Dampak Covid-19, Kemenkes: Indonesia sulit bebas AIDS pada 2030

Indonesia dinilai sulit bebas acquired immune deficiency syndrome (AIDS) pada 2030. Padahal, visi global 2030 tidak ada lagi infeksi baru AIDS, serta menghentikan kematian dan diskriminasi ODHA (orang dengan HIV/AIDS).

Indonesia menargetkan tiga indikator bebas AIDS tercapai 90% pada 2030. Berdasar data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) per 5 April 2021, status ODHA masih 78,7%. 

Kemudian, capaian ODHA mendapatkan antiretroviral (ARV/obat ampuh untuk ODHA) masih 26,6%. Capaian indikator lainnya terkait ODHA dengan viral load tersupresi (pengobatan dengan ART berhasil dan tidak berpotensi untuk menularkan kepada pasangannya) hanya 7,7%.

"Tentu, ini gambarannya masih jauh (target 90% pada 2030). Kalau ditanya sekarang ini kita masih butuh hampir 9 tahun lagi. Bisa enggak tercapai? Jadi, masih ada deviasi (penyimpangan dalam statistik) yang besar," ujar Pelaksana tugas (Plt) Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (Dirjen P2P) Kemenkes, Maxi Rein Rondonuwu dalam diskusi virtual, Rabu (23/6).

Menurut dia, untuk meningkatkan capaian indikator viral load tersupresi sangat tergantung jumlah alat untuk tes virologis dan sarana prasarana penunjang lainnya. Jadi, perlu perencanaan matang dalam upaya mencapai target 90% viral load tersupresi 2030.

Berikut, estimasi penemuan kasus AIDS pada 2020 ditargetkan 543.100. Namun, hanya 427.201 kasus ditemukan (78,75%). Rinciannya, 365.289 kasus (67,3%) ditemukan dengan ODHA masih dalam keadaan hidup dan 61.912 kasus (11,4%) dengan ODHA sudah meninggal dunia. 

Tapi, hanya 269.289 ODHA yang pernah mulai pengobatan dengan ARV. Sebanyak 219.898 ODHA pernah mulai pengobatan dengan ARV (40,5%) dinyatakan masih hidup. Sisanya, 49.391 ODHA pernah mulai pengobatan dengan ARV (9,1%) meninggal dunia.

Kemudian, dari total 219.898 ODHA pernah mulai pengobatan dengan ARV dinyatakan masih hidup, hanya 144.632 ODHA masih melakukan pengobatan dengan ARV (26,6%). Sisanya, tidak lanjut (lost follow up) atau berhenti melakukan pengobatan dengan ARV.

Sponsored

"Kalau dilihat juga dampak pandemi ini sangat mempengaruhi tergat-target kita pada 2020 maupun 2021. Jadi, paling berat di ODHA dengan viral load tersupresi)," ucapnya.

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid