sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Demo hingga tengah malam, polisi curiga massa bukan mahasiswa

Polisi mencurigai massa aksi bukan mahasiswa lantaran hingga tengah malam unjuk rasa masih berlangsung anarkistis.

Marselinus Gual
Marselinus Gual Rabu, 25 Sep 2019 00:08 WIB
Demo hingga tengah malam, polisi curiga massa bukan mahasiswa

Polisi mencurigai massa aksi bukan mahasiswa lantaran hingga tengah malam unjuk rasa masih berlangsung anarkistis.

Aksi demonstrasi di sekitar Gedung DPR/MPR, tepatnya di depan Hotel Mulia Senayan Jakarta, masih berlanjut pada Selasa (24/9) hingga tengah malam pukul 23.18 WIB. Puluhan massa yang diduga bukan dari kalangan mahasiswa masih berusaha menyerang petugas gabungan. 

"Kami sudah mapping, ini bukan mahasiswa lagi," ujar seorang petugas kepolisian sebagaimana informasi yang diterima Alinea.id di lokasi.

Memang, sejumlah mahasiswa yang menggunakan almamater tidak segan-segan mendekati petugas. Mereka mengaku terjebak dalam kerumunan massa yang bukan lagi dari kalangan mahasiswa.

"Dik, pulang. Kasihan orang tuamu," ujar seorang anggota Brimob kepada mahasiswa itu.

"Mau pulang, Pak. Kami dari tadi terjebak," jawab salah satu mahasiswa.

Pantauan di lokasi kejadian, kondisi sekitar ruas jalan Tentara Pelajar dan depan kompleks Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) penuh dengan material batu dan kayu yang dilemparkan oleh massa aksi.

Selain itu, sebuah pos polisi dan sebuah pos pengawal dalam (Panwal) DPR hancur karena dilempari massa.

Sponsored

Petugas sendiri memblokir semua akses keluar dari kompleks DPR dengan tujuan untuk menghindari jatuhnya korban. Kebanyakan pegawai DPR, termasuk anggota dan wartawan tidak bisa keluar.

Bakar ban

Sejumlah demonstran bertahan di sekitar simpang rel perlintasan kereta Jalan Raya Pejompongan, Jakarta Pusat, dengan membakar ban saat dipaksa mundur oleh polisi bersenjata gas air mata, Selasa (24/9) tengah malam.

Suara letusan masih terdengar di lokasi hingga pukul 23.00 WIB.

Massa yang bertahan di depan Gedung Menara BNI Jalan Raya Pejompongan berkumpul di pedestrian jalan dan sebagian berada di tengah badan jalan hingga mengakibatkan kemacetan.

Sejumlah polisi bersenjata gas air mata bersiaga di atas perlintasan rel, tepatnya di Jalan Tol S Parman untuk menghalau massa yang mencoba menembus hingga ke Stasiun Palmerah.

Jalan Raya Pejompongan yang mengarah ke Stasiun Palmerah sejauh 200 meter steril dari lalu-lalang kendaraan maupun pejalan kaki.

Sejumlah polisi juga terdengar mengusir setiap pejalan kaki yang mencoba menembus lintasan menuju stasiun melalui rel kereta.

"Awas jangan di rel kereta. Ini kawasan steril, berbahaya," teriak salah satu polisi dari Jalan Tol S Parman.

Akibat aksi bakar ban di bawah Tol S Parman, arus lalu lintas Jalan Raya Pejompongan terpantau padat. (Ant)

Berita Lainnya
×
tekid