sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Denny JA klaim mayoritas prediksi tentang Covid-19 relatif akurat

Jika ada prediksi yang tak terjadi, itu karena asumsi modelnya tak dipenuhi.

Hermansah
Hermansah Kamis, 02 Jul 2020 09:18 WIB
Denny JA klaim mayoritas prediksi tentang Covid-19 relatif akurat

Pendiri Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA mengklaim mayoritas prediksi lembaganya tentang coronavirus relatif akurat. Jika ada prediksi yang tak terjadi, itu karena asumsi modelnya tak dipenuhi.

"Pertama, benar di Juni 2020 secara bertahap publik mulai kerja lagi. BUMN mengawalinya," kata dia dalam keterangan tertulisnya, Kamis (2/7). 

Dia menerangkan rumah ibadah di Jakarta mulai 5 Juni 2020 dibuka. Berikutnya area publik lain mengikuti, mulai dari kantor hingga mal dan resto. LSI Denny JA mencatat 158 wilayah, di lima pulau besar, bisa bekerja di Juni 2020. 

Kedua, terang dia, memang terjadi penurunan coronavirus secara signifikan pada Juni 2020. Zona merah dari 108 wilayah menurun menjadi 57 wilayah. Kendati memang yang terpapar coronavirus masih banyak setelah Juni berakhir.

"Pun soal ini, prediksi  LSI Denny JA tak bisa dianggap salah. Kepatuhan pada PSBB dan protokol kesehatan yang disyaratkan untuk modeling prediksi itu dilanggar," ucap dia.  

Dia mengaku, hal Itu memang sejak awal sudah diperhitungkan. Yang akan diprediksi adalah peristiwa sosial, bukan peristiwa alam. Banyak hal tak terduga bisa terjadi. Prediksi yang bertanggung jawab harus menyertakan asumsi dan disclaimer. Itulah sebabnya LSI Denny JA juga mempublikasikan asumsi dan disclaimer menyertai prediksi.

Ketiga, terang dia, prediksi 99% coronavirus bisa diatasi sebelun vaksin ditemukan juga terbukti. Prediksi ini terjadi di beberapa negara. Antara lain New Zealand, Vietnam, Taiwan, Iceland dan lainnya. Kisah negara sukses ini menjadi pelajaran negara lain. 

Keempat, prediksi vaksin virus corona akan ditemukan sebelum Juni 2021 besar kemungkinan juga akurat. Bahkan Indonesia pun ikut mencari vaksin yang hampir membuahkan hasil. Lembaga di luar negeri apalagi berlomba menemukan virus. Banyak yang optimis. 

Sponsored

Kelima, prediksi karena kesulitan ekonomi, aneka pembatasan sosial akan fokuskan kepada tingkat wilayah yang lebih rendah seperti RT/RW, juga besar kemungkinan terjadi. Terlalu besar biaya ekonomi jika kembali diberlakukan pembatasan sosial berskala provinsi.

"Dari lima prediksi LSI Denny JA itu, mayoritas sudah dan akan terlaksana," ucap dia. 

Untuk diketahui, sepanjang  April- Juni 2020, sudah lima kali LSI melakukan konferensi pers hasil riset. Setidaknya sudah lima prediksi yang dbuat.

Pertama prediksi publik mulai bekerja lagi secara bertahap di Juni 2020. Kedua, prediksi 99% masalah coronavirus selesai di Juni 2020 di Indonesia. Prediksi ini dibuat berdasarkan modeling. Dengan asumsi aturan protokol dipatuhi. Jika asumsi tak dipenuhi, dengan sendirinya, prediksi terganggu.

Dalam konferensi pers berikutnya, LSI Denny JA meriset penyelenggaraan PSBB di aneka wilayah. Temuannya, PSBB tak berefek maksimal. LSI menyatakan pelaksanaan PSBB tak ada yang masuk kategori memuaskan. Banyak publik tak mematuhi PSBB.

Selanjutnya LSI Denny JA memprediksi 99% masalah Covid-19 teratasi sebelum vaksin ditemukan.  Di era itu memang akan tetap terjadi penularan virus corona. Namun virus corona tak lagi signifikan mengganggu ruang publik.

Keempat, prediksi ketika vaksin ditemukan, masalah virus corona akan tetap ada. Namun efeknya hanya seperti flu biasa. Ia tak lagi mematikan. Itu akan terjadi sekitar Juni 2021.

Kelima, prediksi akibat kecemasan publik atas isu ekonomi yang  melampaui kecemasan publik atas isu terpapar coronavirus. Akibatnya, tingkat kontrol penyebaran coronavirus akan dialihkan ke tingkat yang lebih rendah seperti, RT, RW, dan kelurahan.

Berita Lainnya
×
tekid