sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Di bawah Firli, kinerja KPK dianggap merosot

Seperti mudah memercayai informasi yang belum terverifikasi.

Achmad Al Fiqri
Achmad Al Fiqri Kamis, 23 Jan 2020 18:41 WIB
Di bawah Firli, kinerja KPK dianggap merosot

Kinerja Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di bawah pimpinan jilid V dianggap merosot. Tecermin dari lambatnya petugas meringkus Harun Masiku, terduga penyuap Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU), Wahyu Setiawan.

Hal tersebut, terang Anggota Koalisi Masyarakat Sipil Antikprupsi, Kurnia Ramadhana, berbeda jauh berbeda dengan era sebelumnya. Terlebih, pimpinan KPK kini mudah memercayai informasi yang belum terverifikasi.

"Selama ini, kita mengenal KPK kerjanya cepat, tetapi justru ini pimpinan KPK (sekarang) percaya-percaya aja kata-kata dari Kementerian Hukum dan HAM. Kan, itu harusnya diverifikasi lebih lanjut," ujarnya di Gedung Merah Putih, Jakarta, Kamis (23/1).

Dirinya pun kecewa dengan sikap komisioner sekarang. Ketakpuasan memuncak kala Ketua KPK, Firli Bahuri, meminta publik melapor kepadanya. Jika mengetahui keberadaan Harun.

"Beberapa waktu lalu, Firli tegas sekali mengatakan, 'Ya, kalau Anda tahu di mana (Harun), kasih tahu saya'. Lo, kan, penegak hukumnya dia. Jadi, ini makanya kita nilai, dia (Firli) belum paham betul bagaimana kinerja KPK selama ini," tuturnya.

Kendati demikian, dia meminta KPK mengusut kasus tersebut hingga tuntas. Salah satunya, dengan menindaklanjuti laporannya terhadap Yasonna atas dugaan perintangan penyidikan.

"Ini tantangan bagi Firli dan empat pimpinan lain. Untuk bisa menindaklanjuti konteks obstruction of justice (perintangan penyidikan) yang kita duga pelakunya, adalah Yasonna Laoly," ucap Kurnia.

Keberadaan Harun memang tengah menjadi sorotan publik. Dia diketahui berada di Singapura pada 6 Januari 2020. Namun, kembali lagi ke Indonesia, sehari berselang.

Sponsored

Sayangnya, pernyataan Ditjen Imigrasi Kemenkumham taksesuai dengan fakta. Anak buah Yasonna baru meluruskannya, kemarin (Rabu, 22/1). Dalihnya, sistem pemrosesan data penumpang masuk di Bandara Soekarno-Hatta mengalami gangguan.

Harun sendiri merupakan buronan KPK. Dia diduga menyuap Wahyu Setiawan sebesar Rp900 juta. Namun, uang yang terima hanya Rp600 juta. 

Fulus diberikan untuk memuluskan niatnya menjadi anggota DPR melalui mekanisme pergantian antarwaktu (PAW). Atau menjegal Riezki Aprilia sebagai pengganti Nazarudin Kiemas.

Berita Lainnya
×
tekid