sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Dinilai beraroma kampanye, Bawaslu diminta periksa Munajat 212

Malam Munajat 212 dikhawatirkan dipolitisasi untuk kegiatan kampanye Pilpres 2019.

Armidis
Armidis Jumat, 22 Feb 2019 14:41 WIB
Dinilai beraroma kampanye, Bawaslu diminta periksa Munajat 212

Kegiatan Malam Munajat 212 yang diselenggarakan pada Kamis, (21/2) malam dinilai beraroma kampanye politik pemilihan presiden 2019. Karena itu, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) diminta memeriksa acara tersebut.

“Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) harus memeriksa pelaksanaan Munajat 212. Kami sangat berharap Bawaslu bisa melakukan tindakan dan menilai secara objektif apakah acara tersebut mengandung unsur kampanye atau tidak,” kata Juru bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf Amin, Ace Hasan Syadzily di Jakarta, Jumat (22/2).

Ace mengatakan, kegiatan Malam Munajat 212 merupakan kegiatan yang baik karena ada nuansa keagamaan. Namun demikian, ia khawatir ada politisasi dalam kegaiatan tersebut yang dijadikan sebagai medium kampanye oleh pendukung dari kubu pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02, Prabowo-Sandiaga. 

“Problemnya adalah di situ terlihat ada nuansa kampanyenya, dan itu saya kira bisa mencederai semangat nilai keagamaan,” ucap dia.

Terkait kekhawatiran tersebut, Ace mengimbau agar agama jangan dijadikan sebagai kepentingan politik. Terlebih dalam acara tersebut, diduga banyak peserta yang mengikutinya merupakan pendukung capres dari nomor urut 02.

"Inisiator dari acara tersebut itu hampir sebagian besar adalah para pendukung 02," kata Ace.

Sementara itu, pengamat politik dari Universitas Islam Negeri Jakarta, Adi Prayitno, berharap elit politik tidak menunggangi acara-acara keagamaan seperti itu. Bila ada dugaan yang mengarah pada praktik kampanye politik, Bawaslu bisa bertindak.

“Bawaslu harus bertindak cepat. Seharusnya, dalam acara yang punya potensi seperti demikian, bisa dipantau secara langsung oleh Bawaslu,” ucap Adi.

Sponsored

Sebelumnya, Malam Munajat 212 yang diselenggarakan di Silang Monas, Jakarta  sempat terjadi kericuhan. Pantauan Alinea.id di lapangan, kericuhan terjadi sekitar pukul 20.57 WIB. Bermula ketika sekumpulan orang berkerumun dengan berteriak takbir dan cebong.

Dari kerumunan itu, ternyata sebanyak dua laki-laki diamankan. Mereka diduga copet dan ditangkap ketika tengah beraksi. Massa yang kesal sempat beberapa kali menghakimi dua pria tersebut. Oleh Laskar Front Pembela Islam (FPI), keduanya pun diamankan. 

Ketika copet tersebut diamankan, di saat yang sama salah seorang jurnalis yang merekam kericuhan itu  ikut diamankan oleh Laskar FPI. Jurnalis tersebut digiring masuk ke dalam tenda yang berada di dekat area panggung.

Pewarta itu diminta oleh pihak 212 untuk menghapus video yang telah direkamnya. Sempat terjadi tarik menarik antara sang pewarta dan orang yang meminta untuk menghapus rekaman itu.

Selang beberapa saat, salah seorang pewarta lainnya kehilangan ponsel pintarnya setelah merekam kejadian tersebut. Pewarta tersebut kemudian turut masuk ke dalam tenda untuk melakukan koordinasi bersama dengan petugas kepolisian yang ada.

Sepuluh menit setelah kericuhan pertama, kericuhan kembali terjadi di dekat pintu VIP jemaah 212. Satu pencopet kembali diamankan oleh petugas.

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid