Distribusi oksigen bagi pasien Covid-19 jadi tantangan Jabar
Masyarakat yang sedang isolasi mandiri diminta tidak berlomba-lomba menstok tabung oksigen karena suplai untuk rumah sakit akan terganggu.
Gubernur Jawa Barat (Jabar), Ridwan Kamil, mengklaim, stok oksigen di "Bumi Pasundan" untuk memenuhi kebutuhan pasien Covid-19, terutama yang saturasinya turun di bawah 95%, masih aman. Namun, bermasalah dengan manajemen distribusi.
"Ketersediaan oksigen mencukupi," ucapnya, Rabu (30/6). "Jabar juga turut membantu suplai oksigen ke Jawa Tengah yang alami kekurangan stok."
"Yang menjadi tantangan adalah manajemen distribusi. Di Depok langka, di Bandung melimpah. Sekarang dihitung, kalau bisa kita punya neraca manajemen oksigen dalam seminggu-dua minggu ke depan," imbuh dia.
Karenanya, Kang Emil, sapaannya, mengimbau masyarakat yang tengah isolasi mandiri tidak berlomba-lomba menstok tabung oksigen. Namun, mendahulukan rumah sakit.
"Kalau yang isoman berasumsi sendiri untuk cadangan dan lain-lain nanti menimbulkan kewalahan suplai untuk rumah sakit yang lebih darurat," jelas mantan Wali Kota Bandung ini.
Di sisi lain, dirinya menerangkan, SARS-CoV-2 varian delta telah ditemukan di sembilan daerah di Jabar. Itu merujuk hasil analisis pengurutan genom utuh (whole genome sequencing/WGS).
"(Varian delta) sudah ada di Kabupaten Bandung, Kabupaten Sumedang, Kabupaten Kuningan, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Bandung Barat, Kota Bandung, Kota Depok, Kabupaten Karawang dan Subang," tuturnya.
Varian delta, yang kali pertama dideteksi di India, menular lebih cepat dari jenis SARS-CoV-2 lainnya. Karenanya, Kang Emil meminta warga Jabar menerapkan protokol kesehatan (prokes).
“Varian delta itu sama, menularnya cepat, mematikan," ujar dia. "Ternyata kalau dilawan dengan prokes tidak akan menular."