sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

DPRD DKI bakal usut penyebab banjir di Ibu Kota

Korban tewas akibat banjir yang melanda Jakarta sebanyak 14 jiwa.

Ardiansyah Fadli
Ardiansyah Fadli Selasa, 07 Jan 2020 12:56 WIB
DPRD DKI bakal usut penyebab banjir di Ibu Kota

Anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi Partai Golkar, Basri Baco, mengatakan pihaknya bakal mengusut dan mencari tahu penyebab banjir yang terjadi di Ibu Kota. Sebab karena banjir tersebut, menimbulkan banyak korban jiwa lantaran hampir seluruh wilayah di DKI terendam banjir.

Berdasarkan data yang diterima Basri hingga hari ini, Selasa (7/1), korban tewas akibat banjir yang melanda Jakarta sebanyak 14 jiwa. Menurut Basri, pihaknya perlu mengusut bencana banjir di Jakarta agar tidak terulang lagi di tahun-tahun berikutnya. 

“Jadi, fokus utama DPRD ke depan, kita semua akan mengusut, mencari tahu penyebab dan solusinya. Juga siapa pihak yang bertanggung jawab atas banjir yang terjadi di Jakarta,” kata Basri di Jakarta pada Selasa (7/1).

Basri menilai, langkah Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dalam menanggulangi banjir belum maksimal. Masih banyak lokasi yang belum mendapatkan perhatian penuh dari Pemprov DKI. “Ini karena yang terkena dampak luas sekali. Hampir di seluruh wilayah di DKI,” kata dia.

Sementara itu, Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) Pemprov DI Jakarta, Juaini Yusuf, mengatakan untuk menanggulangi persoalan banjir, pihaknya akan mengevaluasi letak 10 titik pompa stasioner yang terendam saat banjir di Jakarta.

"Ke depan karena melihat situasi seperti itu, kami harus mengevaluasi dengan meninggikan pompa yang ada. Jadi, di lokasi-lokasi yang selama ini kami anggap rawan kami akan tinggikan. Ada beberapa titik saja sih, tidak semuanya, laporan 10 titik," kata Juaini.

Titik-titik tersebut, kata Juaini, antara lain di Teluk Gong, Semanan, Kampung Melayu, Kampung Pulo dan Jati Pinggir dengan jumlah pompa dalam satu rumah pompa bervariasi, antara dua hingga tiga unit. Saat ini, seluruh pompa yang berada di sekitar 140 lokasi dalam keadaan berfungsi. Adapun yang sebelumnya terendam berada di lokasi cukup rendah.

"Yang kemarin terendam ada beberapa titik, yang kemarin terendam itu yang genangan airnya tinggi-tinggi saja," kata Juaini.
Jikapu memaksa pompa bekerja dalam kondisi terendam air, kata Juaini, dapat merusak mesin pompa, sehingga saat banjir datang dan merendam pompa, petugas SDA memilih untuk mematikan pompa.

Sponsored

"Namanya air sudah meluap, tentunya setelah air meluap, masuk ke lokasi pompa kita, kami harus lakukan pengamanan juga. Awalnya sudah sedot, ketika airnya masuk, ya kami harus mengamankan pompa. Akhirnya pompa terendam. Kalau pompanya terendam tidak bisa dihidupkan karena bisa merusak pompa," ucap Juaini.

Selain itu, tingginya intensitas hujan membuat sungai meluap. “Curah hujan cukup ekstrem dari 31 Desember 2019 sampai esoknya, dan saat itu sungai-sungai yang ada meluap semua,” ujar Juaini.

“Ketika sungai meluap, saluran-saluran yang ada di kota tentu tidak bisa masuk sungai. Itulah akhirnya kembali lagi ke lingkungan itu yang menyebabkan terjadinya genangan.”

Berita Lainnya
×
tekid