DPRD nilai komunikasi buruk awal polemik revitalisasi TIM
Akibatnya, terang Syarif, para seniman mengadu ke DPR.

Komunikasi Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dianggap buruk. Sehingga, para seniman Ibu Kota hingga kini masih memprotes penataan Taman Ismail Marzuki (TIM).
"(Pemprov) kurang intens komunikasinya ke teman-teman seniman. Mereka, kan, minta diajak bicara. Bukan menolak," kata Sekretaris Komisi D DPRD Jakarta, Syarif, Kamis, (20/02).
Sejumlah pelaku seni yang tergabung dalam Forum Seniman Peduli Taman Ismail Marzuki menolak rencana pemprov merevitalisasi TIM. Apalagi, rencana pembangunan hotel berbintang di sana. "Nada minor" muncul sejak November 2019.
Seorang budayawan, Radhar Panca Dahana, menyatakan, para seniman telah berbicara ke sejumlah pihak terkait aspirasinya. Macam deputi, sekretaris daerah, PT Jakarta Propertindo (Perseroda) alias Jakpro selaku kontraktor, hingga DPRD Jakarta. Namun, pembangunan terus berlanjut hingga kini.
Dia menduga, hal tersebut terjadi karena "gubernur budek". Pernyataan ini dilontarkan kala dirinya bersama seniman lain beraudiensi ke DPR, Senin (17/2).
"Mereka sampai mengadu ke DPR. Itu artinya, ada kebuntuan komunikasi," ujar Syarif.
Meski demikian, Wakil Ketua DPD Gerindra Jakarta ini menilai, takada yang salah dengan penataan tersebut. Pun tak bertujuan komersial. Namun, menjadikan TIM sebagai tempat kebudayaan bertaraf internasional.
"Menurut saya, enggak (komersial). Ini hanya kurang sosialisasi dan komunikasi di kalangan seniman. Wisma (yang direncanakan) kapasitasnya enggak mewah," tuturnya.
"Soal bangun hotel bintang lima, kita sudah coret. Clear, kan?" ucapnya.
Usai menerima masukan para seniman, parlemen berencana memanggil Gubernur Jakarta, Anies Baswedan dan rekanan. "Dalan rangka mendukung upaya moratorium revitalisasi TIM," kata Ketua Komisi X DPR, Syaiful Huda, beberapa waktu lalu.

Vaksinator dan kejar tayang target vaksinasi Covid-19
Senin, 19 Apr 2021 09:45 WIB
Bayang-bayang maut di jalan hidup si kupu-kupu malam
Minggu, 18 Apr 2021 13:29 WIB