sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Dua penyebab tingginya kasus PDP Covid-19 meninggal dunia

Kejadian terbanyak ditemuan di DKI Jakarta.

Fatah Hidayat Sidiq
Fatah Hidayat Sidiq Selasa, 31 Mar 2020 06:34 WIB
Dua penyebab tingginya kasus PDP Covid-19 meninggal dunia

Angka kematian pasien dalam pengawasan (PDP) coronavirus anyar (Covid-19) di Indonesia tergolong tinggi. Bahkan, melampaui catatan resmi pemerintah terkait korban jiwa.

Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) menilai, dua faktor penyebab tingginya angka kematian itu. Pertama, pasien dalam kondisi parah karena penyakit penyerta (komorbiditas).

"Dua, pelayanan kesehatan kita kewalahan karena banyaknya pasien yang harus dilayani," kata Ketua Umum IAKMI, Ede Surya Darmawan, saat dihubungi Alinea.id di Jakarta, baru-baru ini.

Dirinya mengingatkan, rerata kunjungan masyarakat ke rumah sakit (RS) meningkat setelah era jaminan kesehatan nasional (JKN). Sehingga, beban fasilitas kesehatan (faskes) bertambah saat virus SARS-CoV-2 menyebar di Tanah Air.

Seseorang masuk kategori PDP, apabila demam dan/atau riwayat demam dan satu dari gejala batuk, pilek, atau sesak napas tanpa disertai pneumonia; ada riwayat perjalanan ke negara memiliki transmisi lokal Covid-19; tinggal di daerah transmisi lokal di Indonesia dalam 14 hari terakhir sebelum timbul gejala; serta riwayat demam atau batuk/pilek tanpa disertai pneumonia dan pernah kontak dengan kasus konfirmasi positif Covid-19.

Seseorang kategori PDP disebut juga terduga terjangkit Covid-19. Kasus PDP meninggal dunia di beberapa daerah. DKI Jakarta tertinggi.

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta mencatat, sebanyak 283 jenazah dimakamkan sesuai prosedur tetap (protap) Covid-19. Dilakukan selama 3-29 Maret.

Kendati begitu, pemprov tak menjelaskan secara spesifik, apakah para korban jiwa merupakan PDP atau berstatus orang dalam pemantauan (ODP). Yang pasti, pasien-pasien ini ada yang belum sempat atau sudah dites, tetapi hasilnya belum keluar.

Sponsored

Jangka Pendek
Untuk meminimalisasi korban jiwa, Ede meminta disediakan peralatan yang memadai di RS. Termasuk alat bantu pernafasan dan alat-alat lain. "Yang pasti, kalau sudah komplikasi akan sangat berat kondisi pasien," ucap dia.

Karenanya, IAKMI mengajak publik menerapkan langkah-langkah pencegahan penularan Covid-19. Seperti menjaga jarak fisik (physical distancing), sering dan selalu mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, menjaga kesehatan dan meningkatkan kekebalan tubuh, serta mengendalikan penyakit yang sudah diderita.

Berita Lainnya
×
tekid