Effendi Simbolon cecar Jenderal Andika: Mau manggung jadi capres?

Panglima TNI, Jenderal Andika Perkasa, disinyalir ingin maju pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Pangkalnya, terjadi disharmoni di tubuh militer berkepanjangan sejak kepemimpinan Panglima TNI Jenderal Moeldoko akibat ego antara elite-elite tentara.

Anggota Komisi I DPR, Effendi Simbolon, pun mempersoalkan hal ini ketika Komisi Pertahanan Keamanan menggelar rapat kerja (raker) bersama Andika, Menteri Pertahanan, TNI AD, dan KSAL di Kompleks Parlemen, Jakarta, pada Senin (5/9).

"Sampai kapan begini? Kenapa kalian ego begini?" tanya Effendi. "Kalian sudah bisa menikmati amanah, kok, enggak menjaga? Hanya ego-ego begitu saja."

"Kalian mau manggung jadi capres jadi cawapres? [Bagi] Saya, mendingan dihentikan semuanya," imbuh politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini.

Sejurus kemudian, Ketua Komisi I DPR, Meutya Hafid, meminta koleganya itu mengerem ucapannya. Namun, Effendi menolaknya.

"Enggak, karena jangan kita menganggap ini isu sederhana. Saya mohon isu-isu aktual dibahas, yang bersangkutan (Panglima TNI dan TNI AD) hadir di sini," ujar Effendi.

Menurutnya, perlu penjelasan Andika dan KSAD tentang kondisi di internal militer. Pangkalnya, atensi publik atas kinerja TNI bukan hanya terkait mutilasi 4 warga sipil di Timika, melainkan terkait pembakaran mayat di Papua yang pengusutannya tidak jelas.

"Bukan hanya mutilasi, adanya pembakaran dari mayat-mayat di Papua yang menjadi tersangka Brigjen I, yang sampai sekarang tidak bisa diproses hukum oleh institusi TNI sendiri," bebernya.

Komisi I DPR pun akhirnya menyepakati ke depan mengadakan rapat dengan agenda membahas isu-isu aktual. Alasannya, KSAD, Jenderal Dudung Abdurcahman, sedang berada di Papua sehingga tak menghadiri forum rapat tersebut.