sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Efikasi vaksin di Brasil turun jadi 50,4%, Epidemiolog UI: Herd immunity lupakan saja

Efikasi vaksin Sinovac di Brasil masih di atas standar WHO sebesar 50%.

Manda Firmansyah
Manda Firmansyah Kamis, 14 Jan 2021 14:49 WIB
Efikasi vaksin di Brasil turun jadi 50,4%, Epidemiolog UI: Herd immunity lupakan saja

Brasil mengumumkan efikasi vaksin Covid-19 buatan Sinovac, China, sebesar 50,4% dalam uji coba tahap akhir pada Selasa (12/1). Padahal pekan lalu, Institut Butantant merilis efikasi vaksin Covid-19 buatan Sinovac itu sebesar 78%.

Ahli epidemiologi dan biostatistik Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono mengatakan, merosotnya efikasi vaksin Covid-19 buatan Sinovac di Brazil tidak mempengaruhi keputusan diterbitkannya emergency use authorization (EUA) oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Sebab, efikasi vaksin Covid-19 tersebut masih di atas standar Organisasi Kesehatan Internasional (WHO) sebesar 50%.

Vaksin Covid-19 dinilai dapat mencegah penerimanya masuk ke rumah sakit karena gejala berat. Namun, kata dia, semua vaksin Covid-19 belum terbukti ampuh mencegah penerimanya dari ancaman terinfeksi.

Diketahui, dalam uji klinis di Indonesia, efikasi vaksin Covid-19 buatan Sinovac sebesar 65,3%. Artinya, risiko penerima vaksin Covid-19 untuk terinfeksi 1/3 lebih rendah daripada yang tidak mendapatkannya. Mereka yang tidak mendapatkan vaksin Covid-19 tiga kali lebih tinggi risiko terpapar daripada penerima vaksin Covid-19.

Menurut Pandu, efikasi vaksin Covid-19 sebesar 70% saja masih berat untuk mencapai kekebalan kelompok (herd immunity).

“Jadi, herd immunity lupakan saja,” ucapnya kepada reporter Alinea.id, Kamis (14/1).

Kata dia, vaksin Covid-19 tersebut dapat melindungi sebagian penduduk Indonesia agar tidak masuk rumah sakit saja sudah bagus.

“(Agar) kematian bisa ditekan (karena vaksin Covid-19 diharapkan dapat menurunkan potensi penularan yang berujung pada peningkatan kasus), ini kan sekarang lagi gawat-gawatnya juga,”  tutur Pandu.

Sponsored

Ia kemudian mengimbau agar warga tetap melaksanakan 3M (menjaga jarak, memakai masker, mencuci tangan). Bahkan, pascadisuntik vaksin Covid-19.

“Perawat (Mattew W. 54 tahun) di Amerika yang sudah divaksin pun terinfeksi. Walaupun efikasi 90% (vaksin Covid-19 buatan Pfizer Inc). Kan orang (perawat Mattew W) belum terbentuk imunitasnya. Itu kan harus dua kali sebelum terbentuk imunitas yang cukup,” ujar Pandu.

Pandu pesimistis program vaksinasi dapat dituntaskan dengan target setahun.

“Itu kan maunya Pak Jokowi (Joko Widodo). Kalau jadi Presiden itu kan memang boleh ngomong seenaknya, tetapi kan kita bilang saja, Pak Jokowi kita tuh yang paling penting mengendalikan pandemi,” ucapnya.

Pandu juga mengingatkan agar Presiden Jokowi tidak menganggap program vaksinasi sebagai senjata pamungkas dan satu-satunya cara. Untuk itu, 3T (tracing, testing, treatment) semestinya juga diperkuat.

Sebelumnya, Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin meminta masyarakat bersedia divaksin untuk melindungi keluarga dan tetangganya. Juga bertujuan mencapai kekebalan kelompok (herd immunity).

Indonesia, sambungnya, turut berpartisipasi dalam pencapaian herd immunity sebesar 70% dari total populasi umat manusia di dunia.

“Partisipasi teman-teman dan seluruh rakyat Indonesia akan menentukan keberhasilan program. Semoga teman-teman saya, seluruh rakyat Indonesia, memulai dan mendukung program vaksinasi ini untuk membangun Indonesia dan dunia yang bebas dari pandemi Covid-19. Terima kasih,” tutur Budi.

Berita Lainnya
×
tekid