Eijkman belum deteksi varian Covid-19 asal Inggris

Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman mengklaim, mutasi virus baru Covid-19 asal Inggris, yang dinamakan B.1.1.7, belum terdeteksi di Indonesia. Keyakinan berasarkan hasil pemeriksaan dan kajian terhadap sekitar 300 sampel di dalam negeri.

"Sejauh ini, dari hampir 300-an virus yang dipelajari, belum ditemukan varian baru seperti yang di Inggris, tetapi kami terus memantau," kata Kepala LBM Eijkman, Amin Soebandrio, saat dihubungi Alinea, Minggu (31/1).

Dirinya menerangkan, varian SARS-CoV-2 yang ada di dalam negeri dan telah dideteksi Eijkman hanya berjumlah lima. Seluruh varian itu ditemukan dari ratusan sampel yang diteliti.

"Dari 314 (sampel Covid-19 yang diteliti ada) clade G 5, clade GH 183, clade GR 46, clade L 59, dan clade O 21," terangnya.

Varian Covid-19 bernama B.1.1.7 pertama kali terdeteksi di Kent, Inggris tenggara, pada September 2020. Perdana Menteri Boris Johnson menyebut, varian ini 70% lebih menukar dari varian lain.

Hal tersebut diyakini atas lonjakan kasus di "The Black Country". Berdasarkan catatan pada November 2020, hanya 1/4 varian baru menginfeksi warga. Berselang sebulan, sebuah laporan menyebutkan, dominasi varian virus baru menginfeksi warga sebesar dua pertiga kasus.

Sementara itu, Singapura telah mengonfirmasi kasus pertama varian baru Covid-19. Setidaknya terdapat 11 orang positif ditemukan dari penumpang Eropa.

Terlepas dari itu, tren pertumbuhan kasus di Indonesia terus melonjak sejak awal 2021. Dari catatan Alinea, rekor kasus konfirmasi positif Covid-19 mencapai 14.518 kasus pada Sabtu (30/1).