sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Epidemiolog UI: Covid-19 berpotensi jadi penyakit endemik

Vaksin berguna untuk memprovokasi sistem imun tubuh untuk melawan virus.

Manda Firmansyah
Manda Firmansyah Selasa, 22 Des 2020 11:30 WIB
Epidemiolog UI: Covid-19 berpotensi jadi penyakit endemik

Ahli epidemiologi dan biostatistik Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono mengatakan, Covid-19 berpotensi menjadi penyakit endemik atau penyakit yang selalu ada pada suatu daerah atau kelompok populasi tertentu, belum bisa 100% hilang.

Misalnya, jelas dia, dalam kasus Flu Spanyol 1918 yang masih ditemukan, tetapi tidak memiliki kemampuan seperti dulu lagi. Pasalnya, manusia telah mempunyai imunitas untuk melawan virus tersebut.

“Sebenarnya, kita bisa menekan, mengendalikan sampai tingkat yang cukup rendah, sehingga masyarakat tetap bisa beraktivitas, seperti kena flu gitu,” ujar Pandu kepada Alinea.id, Selasa (22/12).

Kasus flu di negara Barat, jelas Pandu, bersifat musiman, yaitu ketika musim dingin tinggi datang. 

"Di Indonesia sepanjang tahun bisa juga. Bisa musim hujan. Bisa endemis itu penyakit selalu ada dan juga tinggi loncatannya. Kalau sekarang tinggi terus loncatannya, namanya sekarang outbreak pandemic. Kita harus mengendalikan dulu, manusia sudah banyak yang bisa melawan virus,” terangnya.

Dalam penanganan Covid-19, vaksin berguna untuk memprovokasi sistem imun manusia agar dapat melawan virus jika terjadi penularan. Namun, Pandu mengaku belum tahu kemanjuran vaksin Sinovac dalam memprovokasi sistem imun.

Sebelumnya, Pandu menyatakan vaksin merupakan pencegahan kedua (secondary prevention). Sedangkan upaya utama (primary prevention) untuk meminimalisasi risiko penularan dengan memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan (3M) serta pencegahan pelacakan (tracing), pengetesan (testing), dan perawatan (treatment) atau 3T.

"Tetap 3M dan 3T untuk menekan kasus penularan. Nah, itu saja tidak diseriusi, sehingga (kasus terkonfirmasi) naik terus," ujarnya saat dihubungi Alinea, Senin (12/7).

Sponsored

Menurutnya, sekalipun vaksin berhasil, namun Indonesia belum bisa 100% terbebas dari pandemi.

"Masih butuh waktu karena pencegahan primernya tidak dilakukan," ujarnya.

Pandu menyebut baru vaksin Covid-19 buatan Pfizer Inc dan Moderna Inc yang diklaim memiliki tingkat efikasi di atas 90%. Sementara itu, Sinovac belum diketahui seberapa manjur.

"Pabrik Sinovac tidak ada masalah. Yang masalahnya itu produknya, Jadi, ini sampai sekarang belum tahu kita. Karena terlanjur dibayar (makanya tiba di Indonesia lebih dulu). Mahal lho," ucapnya.

Berita Lainnya
×
tekid