sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Varian baru Covid-19 diprediksi masuk Indonesia, bisa ditangkal vaksin?

Epidemiolog UI prediksi varian baru Covid-19 masuk RI, harus dibuktikan.

Manda Firmansyah
Manda Firmansyah Sabtu, 26 Des 2020 11:32 WIB
Varian baru Covid-19 diprediksi masuk Indonesia, bisa ditangkal vaksin?

Singapura mengonfirmasi kasus pertama varian baru Covid-19. Sebanyak 11 orang positif ditemukan dari penumpang Eropa yang tiba di Singapura antara Selasa (17/11) dan Kamis (17/12).

Terkait hal itu, ahli epidemiologi dan biostatistik Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono memprediksi kemungkinan varian baru Covid-19 telah masuk di Indonesia.

“Memang saya kira kita harus berpengalaman dulu. Belum ada yang masuk karena kita belum memeriksanya kan. Kalau saya memprediksi kemungkinan sudah masuk. Tetapi kan harus dibuktikan,” ucapnya saat dihubungi reporter Alinea.id, Sabtu (26/12).

Pandu mengusulkan surveilans epidemiologi untuk memeriksa jenis virusnya, bukan hanya surveilans epidemiologi untuk memeriksa orang saja. Jika dilakukan pemeriksaan jenis virus dalam populasi di Indonesia, lanjut Pandu, maka dapat dilihat apakah virus sudah bermutasi atau tidak.

Menurutnya, surveilans epidemiologi untuk memeriksa jenis virus dalam populasi juga penting untuk menentukan jenis vaksin. Kemudian, untuk mengantisipasi kemampuan penularan virus tersebut. Maka, 3M (memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan harus digalakkan.

“Vaksin tertentu tidak harus berbeda. Tetapi, masih katanya sih, 90% masih bisa dikenali dari vaksin lama (yang terlanjur beli),” tutur Pandu.

Namun, jika SARS-CoV-2 varian baru bermutasi lagi, versi lebih baru akan semakin sulit ditangkal dengan vaksin. Coronavirus bermateri genetik ribonucleic acid (RNA) yang secara alamiah memang sangat mudah bermutasi.

“Dalam waktu replikasinya tuh seringkali terjadi salah coding di HIV, kan enggak ada providing-nya. Itu kalau kita mengetik (di komputer atau gawai) ada autocorrect, di coronavirus ada, tetapi tidak sempurna. Cuma lebih lamban dibandingkan HIV untuk mutasinya,” ujar Pandu.

Sponsored

Jika varian baru Covid-19 menyebar di Indonesia, kata dia, maka akan semakin mudah bermutasi, karena padat penduduk. Penemuan varian baru Covid-19 di Inggris, kata dia, bermula dari kecurigaan gelombang kedua jauh lebih tinggi dibandingkan gelombang pertama.

“Jadi, di Inggris penelitiannya lebih bagus, makanya mereka bisa mendeteksi dengan cepat,” ucapnya.

Sebelumnya, Pandu Riono mengatakan bahwa perubahan materi virus secara teori meningkatkan kemampuan penularan. Penularan SARS-CoV-2 dipengaruhi kemampuan virus dan perilaku penduduknya.

“(Varian baru Covid-19 memiliki) kemampuan menginfeksi lebih cepat. Jadi, yang saya khawatirkan kemampuan tubuh dalam melawan berkurang, mungkin OTG-nya (orang tanpa gejala) berkurang atau ada (pasien Covid-19) yang bertambah berat (sakitnya), tetapi saya masih belum tahu itu,” ujar Pandu saat dihubungi Alinea.id, Selasa (22/12).

Berita Lainnya
×
tekid