sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Evakuasi WNI di Wuhan tidak boleh bikin panik

Agar tidak ada satupun WNI yang tertinggal lantaran problem teknis pendataaan.

Hermansah Fadli Mubarok
Hermansah | Fadli Mubarok Jumat, 31 Jan 2020 14:26 WIB
Evakuasi WNI di Wuhan tidak boleh bikin panik

Anggota Komisi I DPR Fraksi NasDem Willy Aditya berharap segala tahapan rencana evakuasi terhadap WNI di Wuhan, mulai dari pendataan, identifikasi titik-titik penjemputan, pemberangkatan, pemeriksaan, karantina, hingga dipulangkan ke domisili masing-masing, dapat berjalan lancar.

"Saya harap tidak menimbulkan kepanikan di lingkungan masing-masing," kata Willy berdasarkan keterangan resminya, Jumat (31/1).

Willy juga mengimbau agar perwakilan RI di China dapat optimal ketika mengumumkan proses evakuasi ini. Agar tidak ada satupun WNI yang tertinggal lantaran problem teknis pendataaan.

Aparat negara yang bertugas,  juga wajib dikoordinasikan dengan matang. Oleh karena itu, diperlukan bantuan beberapa stakeholder seperti BNPB dan TNI. Semua langkah harus terpimpin, terorganisir dan terkelola dengan baik. Anggaran kedaruratan bisa digunakan oleh tim evakuasi untuk menyokong aktivitasnya.

"DPR akan mendukung dan memastikan proses evakuasi berjalan dengan lancar dan tidak menimbulkan masalah ke depannya," terang dia.

Lebih jauh, dikatakan Willy, pemerintah harus terus memantau keadaan di Wuhan, China. WNI yang dievakuasi ini pada dasarnya juga memiliki aktivitas penghidupan rutin di sana. 

"Ada yang mahasiswa, pengusaha, dan lainnya. Pemerintah harus memastikan mereka yang dievakuasi dapat kembali dan dijamin oleh negara," sambung dia.

Sementara untuk mencegah masuknya coronavirus atau 2019-nCoV yang menjadi epidemi global, Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) melalui tujuh Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Terpadu melakukan beberapa langkah antisipasi di perbatasan negara.

Sponsored

Tujuh PLBN Terpadu tersebut adalah PLBN Aruk, PLBN Entikong, PLBN Badau, PLBN Motaain, PLBN Motamasin, PLBN Wini, dan PLBN Skouw.

Deputi Bidang Pengelolaan Batas Negara Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP), Robert Simbolon, menyampaikan ketujuh PLBN Terpadu tersebut sudah meningkatkan pengawasan aktifitas lintas batas manusia dan barang melalui pemindaian suhu tubuh pelintas batas dengan thermoscanner, thermometer infrared, metode surveilance syndrome, dan pelacakan riwayat perjalanan pelintas batas oleh pihak Imigrasi.

Selain itu petugas yang bekerja di PLBN dilengkapi dengan Alat Pelindung Diri (APD) berupa masker mulut dan sarung tangan untuk mencegah penularan melalui kontak dengan pelintas batas.

“Edukasi kepada pelintas batas dan masyarakat sekitar melalui poster, iklan pada layar monitor di pintu kedatangan dan keberangkatan PLBN, serta pembagian selebaran juga sudah kita lakukan,” ujarnya dalam keterangan tertulisnya, Jumat (31/1).

Bahkan tujuh PLBN yang tersebar di perbatasan negara juga sudah menyiapkan mobil ambulans dan ruang isolasi karantina kesehatan sebagai aksi cepat saat diduga terdapat suspect coronavirus.

Disampaikan Robert, pihak PLBN belum mendapat kasus pelintas batas yang diduga terjangkit virus yang muncul di Wuhan, China itu.

“Hingga saat ini, belum ditemukan pelintas batas yang dinyatakan suspect coronavirus,” pungkasnya.

PLBN merupakan gerbang masuk Indonesia melalui jalur darat. Tiga PLBN tersebar di daratan Nusa Tenggara Timur (NTT) yaitu PLBN Motaain, PLBN Motamasin dan PLBN Wini berbatasan dengan negara Timor Leste. Serta PLBN Skouw berada di bumi cendrawasih Papua berbatasan dengan negara Papua New Guinea.

Sementara tiga PLBN yang tersebar di daratan Kalimantan yaitu PLBN Aruk, PLBN Entikong dan PLBN Badau berbatasan langsung dengan negara Malaysia. Sebagaimana diketahui negara Malaysia telah masuk dalam 13 negara yang mengkonfirmasi terinfeksi coronavirus.

Berita Lainnya
×
tekid